Pagi ini Lesty benar-benar tidak semangat untuk menjalankan aktivitasnya. Entah itu karena fasilitasnya yang disita atau karena kerinduannya terhadap sosok sang Ayah?
"Bundaaaa " teriak Lesty saat dirinya menuruni anak tangga. Dan itu membuat Shilya terpekik karena terkejut.
"Kenapa?" tanya Shilya yang terdengar seperti yang masih kesal.
"Bunda, Ayah kapan pulang sih?" tanya Lesty seraya melangkahkan kakinya menuju meja makan dimana Shilya sedang menata makanan.
"Ayah bilangnya sih minggu-minggu ini" sahut Shilya sambil menuangkan nasi goreng kepiring agar anaknya bisa mulai sarapan.
"Sip lah"
"Nanti juga kan kita yang jemput Ayah" ucap Shilya.
🍂🍂🍂
Setelah sarapan dan berbagai hal, akhirnya Lesty memutuskan untuk berangkat sekolah dengan menggunakan angkutan umum. Bundanya itu benar-benar atas ancamannya.
Sampai di sekolah Lesty langsung masuk ke kelasnya dan langsung duduk ditempatnya. Bahkan ia mengabaikan semua orang yang ada di sekelilingnya.
"Tumben siang lo datangnya" celetuk Aulya yang memang sedari tadi sudah duduk ditempatnya.
"Fasilitas lo beneran disita?" tanya Putri yang memang sudah mengetahuinya.
"Hm"sahut Lesty dengan malas.
"Please, deh! Muka lo jangan di tekuk gitu!" kata Aulya yang mulai tidak enak melihat wajah Lesty yang sudah ditekuk pagi-pagi seperti ini.
"Diem deh!" kata Lesty dengan kesalnya ia. Dan kedua sahabatnya pun langsung terdiam.
...
Beberapa menit kemudiannya Fildan masuk kedalam kelas bersama para sahabatnya dan Fildan langsung mendudukan bokongnya disamping Lesty yang memang itu tempat duduknya.
"Kenapa nih muka lo ditekuk gitu?" tanya Fildan namun tidak ada balasan dari Lesty.
"Ck. Ck. Orang nanya itu di jawab, Neng" decak Fildan lalu mengeluarkan buku pelajarannya yang memang tadi sudah bel.
Dan benar saja. Guru mata pelajaran sejarah memasuki kelas Lesty. Yang membuat para murid langsung berdiam ditempat duduknya masing-masing.
"Selamat pagi anak-anak" sapa guru sejarah, namanya Pak Yaya. Jika belajar dengan Pak Yaya harus serius, karena beliau orangnya di siplin dan tegas.
"PAGI" jawab para murid serentak.
"Kita mulai materi hari ini. Minggu kemarin materinya sampai dimana?"
"Perang melawan kolonialisme dan imperialisme" jawab salah satu murid yang duduk di paling depan.
Dan biasanya murid yang duduk di paling depan itu adalah murid yang rajin. Sedangkan yang dibelakang itu biasanya murid-murid yang malas.
Bukankah begitu?
"Baiklah kita mulai" kata sang guru dan guru tersebut langsung memulai menjelaskan materi tentang BAB tersebut. Dan para murid langsung memasang telinganya untuk mendengarkan apa saja yang di ucapkan oleh sang guru. Begitu pula dengan Lesty, ia langsung mengeluarkan buku catatannya untuk mencatat hal-hal yang menurutnya penting.
"Lestya Dwi P" gumam Fildan saat melihat cover buka Lesty dan terdapat nama pemiliknya.
"Apa lo? Baca-baca nama gue?" tanya Lesty dengan ketus membuat Fildan terkekeh geli. Fildan selalu gemas dengan Lesty.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUNGGU [Completed]
Teen FictionMenunggu? Menunggu untuk apa? Menunggu untuk siapa? Benar-benar membingungkan! Cinta itu datang tiba-tiba. Perasaan tumbuh dengan sendirinya. Ini kisah dari dua orang remaja yang bersekolah di SMA Pratama. Gadis yang sering dipanggil 'Lesty' haru...