03

825 88 3
                                    

Seseorang yang menarik tangan Lesty ialah dia Renald.

Renald Zisga adalah ketua basket ketika Fildan memutuskan untuk pergi. Dia yang terpilih karena kemampuan yang cukup bagus.

Anak kelas XII ips 5 dan terkenal dengan badboy. Sudah lama Renald menyimpan rasa ke Lesty. Namun Lesty tetaplah Lesty seorang gadis yang tak mau mengenal rasa cinta.

"Apa?!" tanya Lesty ketus seraya berusaha menyentak tangannya agar terlepas dari Renald.

"Ikut gue?!"

"Ogah!" tolak Lesty.

Tetapi, Renald tetaplah Renald yang perintahnya harus tetap dijalankan. Tidak pernah mau di bantah.

Lesty terus saja tarik secara paksa oleh Renald. entah akan di ajak kemana. Lesty merasakan sakit di pergelangan tangannya karena di tarik oleh Renald

"Sakit bego! Lepasin" bentak Lesty sambil menghentakan tangannya tapi naas hasilnya nihil.

Renald tetap menarik tangan Lesty ke parkiran menuju motornya.

Dan di sisi lain ada seseorang yang memperhatikan mereka berdua. Dia adalah Fildan. Fildan yang melihat itu semua merasa jengah.

Ternyata Renald tetap seperti dulu.

Pemaksa.

Bukan dirinya merasa cemburu terhadap Lesty. Tapi dirinya merasa jengah dengan sikap Renald.

"Memangnya tidak ada perempuan selain Lesty, apa? Batin Fildan.

Tanpa membuang waktu, Fildan langsung menghampiri mereka.

"Ekhem" dehemnya agar Lesty dan Renald menyadarinya keberadaannya.

Bukan main. Renald terkejut melihat Fildan berada di sini. Lebih tepatnya berada di depannya. Entah kenapa ada rasa cemas yang menyelimuti diri Renald.

"Dia udah balik?" batinya bertanya.

"Lepasin dia" ujar Fildan datar.

"Lo, jangan ikut campur!" ucap Renald emosi. Untung saja mereka belum sampai di parkiran jadi suasananya sepi.

"Ikut campur?! Sorry, gue gak kayak lo yang suka ikut campur urusan orang!" balas Fildan.

Skatmat!

Lesty tidak membuang kesempatan ini. Mumpung Renald sedang sibuk meladani Fildan. Lesty langsung melepaskan tangannya yang semulanya di genggam oleh Renald.

Sebelum Renald menyadarinya, Lesty langsung lari. Namun sebelum dirinya lari, ia menyempatkan untuk menginjak kaki Renald. Membuat sang empu meringis.

"Aww! Sakit goblok" ringis Renald.

Fildan tidak habis pikir dengan sikap gadis bernama Lesty. Bisa-bisanya berbuat seperti itu.

Sangat bar-bar!

Fildan pun tidak menanggapi Renald lagi, ia melenggang pergi menuju parkiran.

"Heh! Urusan kita belum selesai!" Teriak Renald dengan emosi.

Fildan hanya mengangkat bahunya acuh. Dirinya tidak peduli dengan Renald.

"Gila! Sakit juga nih kaki gue" gumam Renald.

Saat Fildan sampai di parkiran suasanya sudah sepi "Mungkin sudah pulang semuanya" gumamnya. Memang dirinya pulang telat karena melihat Renald dan Lesty. Awalnya Fildan akan langsung pulang bersama ketiga sahabatnya. Namun sebelum pulang dirinya kebelet, ketika dia balik dari kamar mandi dirinya melihat Renald dan Lesty, alhasil dirinya menghampirinya sebelumnya sudah mengirim pesan kepada sang sahabat.

Tapi kenapa ada seorang gadis yang sedang berdiri di depan mobil? Ah, iya itu Lesty.

Lagi apa dia berdiri di depan mobilnya sendiri?

Seketika Fildan punya ide untuk mengerjai Lesty. Entah kenapa sikap Fildan jika dengan Lesty pasti akan berubah. Tidak cuek dan datar.

"Ekhem" dehem Fildan sebari menepuk pundak Lesty. Alhasil Lesty benar-benar kaget. Dirinya yang sedang membalas chat teman-temanya pun harus melihat siapa yang mengagetkan dirinya.

"Apa sih lo? Ngagetin aja!" ketus Lesty.

"Lo masih punya hutang sama gue" kata Fildan dengan santainya.

Hutang? Perasaan Lesty tak penah meminjam uang.

"Hutang apa sih? Sorry, gue gak pernah minjem duit sama lo!" bales Lesty membuat Fildan menyunggingkan senyumnya.

"Benar. Lo gak punya hutang duit. Tapi lo punya hutang tanggung jawab!"

"Tanggung jawab apa? Gue hamilin lo? Hah?!" kesal Lesty yang mendapatkan tatapan geli dari Fildan.

"Lo pikir gue cewek apa? Gila lo!" balas Fildan tak terima.

"Terus apa dong?! Buruan gue pengen balik!"

"Lo inget tadi pagi?! Kejadian dimana gue keserempet sama mobil lo?"

"Hampir!" koreksi Lesty cepat.

"Iya, itu maksudnya hampir. Dan lo harus tanggung jawab!" larat Fildan.

"Tangung jawab apa sih? Gue aja gak jadi ngerempet lo! Motor lo juga pasti baik-baik aja!" males Lesty meladeni hal yang tidak penting.

"Iya, sih. Tapi lo tetap harus tanggung jawab! Lo anter gue pulang!"

"Gak! Gak akan mau! Lagian gue bawa mobil! Terus lo bawa motor! Gimana ceritanya gue nganterin lo?!" tolak Lesty cepat.

"Pokonya harus! Lo ikuti motor gue di belakang! Tidak ada bantahan! Apalagi penolakan!" ucapnya sambil berlalu menuju motornya.

"Gila! Cowok gila! Aneh!" umpat Lesty lalu masuk kedalam mobilnya.

Mau tak mau dengan penuh keterpaksaan Lesty harus mengikuti arah motor Fildan.

Sungguh hari ini adalah hari yang paling menyebalkan.

Di perjalanan Fildan sungguh gila! Dia mambawa motor dengan kecepatan penuh dan menyelip ke sesama kendaraan, sedangkan Lesty? Ia merasa kesusahan. Pasalnya dirinya membawa mobil dan juga jalanan cukup ramai jadi tidak mungkin kan harus mengebut?

"Woy! Pelan-pelan bawa motornya!" tegur Lesty dengan mengeluarkan kepalanya di jendela mobil. Saat ini keduanya sedang berada di lampu merah. Fildan hanya mengedikan bahunya acuh.

Setelah lampu merah berganti dengan lampu hijau, Fildan segera melajukan motornya. Dirinya tidak akan langsung pulang. Melainkan akan mengajak Lesty makan terlebih dahulu.

Lesty yang sudah menahan kekesalan terhadap Fildan, di dalam mobil terus saja mengumpati Fildan.

Lalu apakah nanti Lesty mau di ajak makan oleh Fildan? Atau sebaliknya?

#####

•revisi

Jangan lupa Vote and Commen.

Terimakasih-aninuraeni

MENUNGGU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang