016

648 55 4
                                    

Aku harap ini yang pertama dan yang terakhir untuk aku menunggumu
-Lestya Dwi P-

Happy Reading

Tepat pukul setengah tujuh Lesty sudah siap untuk bertemu dengan Fildan yang katanya ada hal akan di bicarakan.

Saat menuruni tangga, Lesty melihat Bundanya yang tengah bersantai di ruang keluarga bersama dengan sang Ayah.

"Yah, Bun. Lesty izin keluar bentar" katanya membuat kedua orangtuanya menoleh secara bersama.

"Ngapain?" tanya Shilya.

"Cari jodoh" jawabnya asal dengan kaki menghampiri kedua orangtuanya.

"Sip. Semoga ketemu" dan kalimat itu lolos dari bibir sang Ayah. Membuat senyum Lesty merekah.

"Halah! Palingan balapan lagi" dan ya. Bundanya menghancurkan moodnya.

"Paan sih! Orang Lesty udah gak balapan lagi" elaknya membuat Shilya memutar kedua bola matanya.

"Lah yang waktu itu-"

"Bundaku yang cantik! Lesty izin keluar dulu ya. Buat Ayah tolong jagain Bundanya. Biar hatinya gak keluyuran" katanya membuat Shilya terkekeh. Padahal suaminya sudah tahu bahwa Lesty pernah balapan lagi.

"Bawa mobil?" tanya Wijaya membuat Lesty mengingat bahwa fasilitas dirinya sudah di kembalikan lagi.

Satu bulan, benar-benar Shilya menghukumnya.

"Berat, Yah. Lesty mengendarai mobil" katanya lalu berlari sebelum mendapatkan teriak dari Ayahnya.

"Lesty pergi. Assalamualaikum" teriaknya dari luar rumah membuat Shilya berdecak sedangkan Wijaya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak istrinya.

"Waalaikumsalam. Jangan pulang malam-malam!" teriak Wijaya membuat Lesty yang akan melajukan mobilnya pun membalasnya.

"IYA" teriaknya lagi.

Setelah itu terdengar suara mobil yang meninggal pekarangan rumah.

🍂🍂

Tidak jauh berbeda dengan Lesty.

Fildan pun sudah siap untuk untuk menemui Lesty. Meski tiba-tiba jantungnya berdetak lebih kencang. Tetapi tak urungkan niatnya untuk bertemu dengan Lesty.

Beberapa menit dirinya menempuh perjalanan yang cukup ramai. Dan ketika dirinya sudah sampai di taman, ternyata Lesty sudah lebih dulu darinya. Terlihat di kursi taman Lesty tengah duduk seraya memaikan ponselnya.

"Les" panggil Fildan membuat Lesty mendongakkan kepalanya menoleh ke asal suara.

Lesty berdecak saat Fildan sudah berada di hadapannya.

"Lama" ucapnya ketus. Padahal Fildan hanya telat beberapa menit.

"Udah gak sabar ya ketemu gue?" godanya.

Bukannya tersipu atau apa, Lesty malah memutar kedua bola matanya.

"Buruan to the point!" pintanya saat Fildan yang kini duduk di sampingnya.

MENUNGGU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang