Promosi dulu, Jangan lupa follow akun wattpad dan instagram @ani_ny12
Hahaha.
Happy Reading.
Sampai menjelang malam pun Lesty belum sadarkan diri. Kini yang menjaganya hanya Fildan, karena kedua orangtua Lesty pamit untuk pulang terlebih dahulu, dan Putri yang memang di suruh untuk pulang.
Untungnya Fildan sudah meminta izin pada kedua orangtuanya untuk menjaga Lesty yang tengah sakit. Meski nanti juga akan ada orang rumah Lesty yang ikut menjaganya.
"Bangun, Les. Gak capek apa lo tidur mulu" ucap Fildan pelan. Fildan duduk di samping brankar seraya menatap Lesty.
"Lestyyy... main yuk" candanya yang tetap tidak mendapatkan respon apapun dari Lesty. Namun Fildan tidak nyerah, Fildan terus saja mengajak Lesty berbicara dengan tangannya ikut memainkan tangan Lesty yang tidak di infus.
"Lestyyy. love you" ucap Fildan menunduk menatap tanganya yang tengah menggenggam tangan Lesty.
"Love you to. Hahaha"
"Eh! Siapa yang ngomong?" Fildan terkejut mendengar sahutan seseorang. Fildan mengalihkan pandangannya menatap sekeliling ruangan. Bulu kuduknya terasa meremang.
"Gue!" kesal Lesty. Ya Lesty sudah siuman saat Fildan terus saja mengajaknya ngobrol.
"Alhamdulillah! Akhirnya lo sadar juga" Seru Fildan lega dan bahagia.
"Ada yang sakit gak? Kepalanya masih sakit? Atau apanya gitu?" tanya Fildan lalu menatap Lesty lekat.
Lesty terperangah melihat respon Fildan yang terlihat bahagia. Ada rasa senang juga saat dirinya siuman, ada orang yang rela menunggunya. Namun-
"Bawel lo" ucap Lesty lalu pandangan menatap setiap ruangan. Mulut dan hatinya tidak selaras.
"Sepi" gumamnya dan tiba-tiba merasa kesal. Pikir Lesty saat ini semua orang tidak peduli padanya, makanya ketika dirinya bangun hanya ada satu orang yang menunggunya, yaitu Fildan.
Lesty kepikiran dengan kejadian yang di alaminya. Namun, Lesty menganggap ini semua hanya sebuah kecelakaan yang tanpa di sengaja. Di kecelakaan itu tidak ada yang salah, Aulya pun tidak salah menurut Lesty.
"Bokap sama nyokap lo lagi balik dulu, katanya mereka mau ngambil baju" jelas Fildan tanpa di minta oleh Lesty.
"Lo gak pulang?" tanya Lesty menatap Fildan yang masih menggunakan baju celana sekolah, karena bajunya sudah dilapisi oleh jaket. Lesty jadi merasa tidak tega juga melihat penampilan Fildan, apalagi ketika melihat wajahnya yang terlihat lelah, meski Fildan menutup-nutupinya.
"Gue gak papa, Fil. Sana lo pulang" usir Lesty membuat Fildan berdecak.
"Ck. Ck. Gak tau diri banget, lo. Udah gue tungguin juga, malah ngusir gini" kata Fildan membuat Lesty memutar kedua bola matanya.
"Iya iya. Thanks" Lesty lebih mengalah lalu dirinya merasa haus. Saat tanganya akan meraih gelas yang ada di meja samping brankar, tangan Fildan lebih dulu mengambilkan gelas tersebut untuknya.
"Haus bilang. Masih lemes juga" cibir Fildan seraya membantu Lesty untuk minum.
"Gue panggil dokter dulu, ya. Lo diem, jangan banyak gerak, takut lumpuh" ucap Fildan ngaco yang mendapatkan tatapan kesal dari Lesty.
Enak saja, Lesty di katai lumpuh.
"Lo mau kemana, Fil?" tanya Lesty saat Fildan akan membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUNGGU [Completed]
Teen FictionMenunggu? Menunggu untuk apa? Menunggu untuk siapa? Benar-benar membingungkan! Cinta itu datang tiba-tiba. Perasaan tumbuh dengan sendirinya. Ini kisah dari dua orang remaja yang bersekolah di SMA Pratama. Gadis yang sering dipanggil 'Lesty' haru...