014

681 63 7
                                    

Apakah aku harus tetap menunggu, demi mendapatkan cinta dari mu?
-Fildan Khanza-

Happy Reading.

Setelah memakan waktu untuk berkeliling mencari Ibu Bunga, yang dicari pun ketemu. Bunga yang lebih dulumenyadari, melihat sang Ibu.

Bunga segera turun dari gendongan Fildan dan berlalu tanpa mempedulikan yang lainnya.

Sedangkan Fildan dan Lesty tercengang melihat Bunga yang melompat lalu berlali entah kemana.

"Bunga mau kemana?" teriak Lesty yang lebih dulu sadar daripada Fildan yang masih syok. Bagaimana pun juga dia tadi terkejut sekali. Membuat jantungnya berbedar.

Apakah ini yang di namakan cinta? Tentu saja bukan.

Bunga memberhentikan laju larinya, tiba-tiba ada wanita sekitar 25-nan yang memeluknya lalu menggendong Bunga.

Fildan dan Lesty yakini bahwa wanita itu adalah ibu Bunga.

"Ibunya" gumam Lesty saat melihat mereka berjalan kearahnya dengan Bunga yang di gandong oleh wanita itu.

Sesampai dihadapan mereka. Wanita itu menyapa Lesty dan Fildan lalu bergumam kata terimakasih karena telah menemukan anaknya.

"Terimakasih, Kak" ujarnya membuat Fildan dan Lesty mengangguk serentak yang disertai senyum manis mereka.

"Iya, Mbak. Lain kali anaknya di jaga, jangan di biarkan main di tempat umum sendirian kayak tadi" ucap Lesty memperingatinya dengan sopan.

"Iya, Kak. Tadi saya ada keperluan" jawab Ibu Bunga.

"Sekali lagi saya ucapkan terimakasih, kalau begitu kami duluan" ucapnya lagi yang di angguki oleh Fildan dan Lesty.

"Makasih Kakak cantik dan Kakak ganteng" ujar Bunga sambil melambaikan tanganya. Membuat tangan Lesty pun terangkat untuk membalas lambaian tangan Bunga.

"Kita kemana lagi, Nih?" tanya Fildan saat telah melihat punggung wanita, yang tak lain ibu dari Bungan telah menjauh dari pandangan. Sedangkan Lesty yang di tanya ia terdiam sejenak, memikirkan enaknya setelah ini apa?

"Makan aja, kuy!" serunya saat mengingat dirinya belum sarapan.

Sedangkan Fildan hanya bisa pasrah karena sebelum dirinya menjawab Lesty telah menarik paksa tangannya.

Di perjalanan menuju penjual makanan, mata Lesty tak sengaja melihat sebuah ayunan yang menarik baginya. Tanpa memberitahu Fildan, Lesty segera menarik Fildan untuk ikut bersamanya.

Fildan lagi-lagi harus pasrah jika bersama gadis ini.

"Katanya mau makan dulu! Kenapa malah main ayunan kayak anak kecil sih?!" cibirnya saat melihat Lesty dengan senang sudah duduk di ayunan.

"Bodo amat!" balas Lesty lalu ia mendorong ayunannya menggunakan kakinya. Namun terasa kurang enak, karena itu Lesty menyuruh Fildan untuk mendorong. Lagi dan lagi Fildan hanya bisa pasrah, entah kenapa di depan Lesty dirinya susah sekali menolak.

"Kencengan woy!" serunya membuat seringai di bibir Fildan muncul.

"Oke!"

"Aaaaaa.... Kekencangan bego!" kesal Lesty saat ayunan nya di dorong kencang oleh Fildan.

Sedangkan Fildan ia tertawa pus. Dirinya bisa membuat Lesty kesal.

"Fildan, WOY! Berhentiin ini ayunan! Gue takut!" pekik Lesty saat ayunanya tak kunjung berhenti.

MENUNGGU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang