019

618 59 10
                                    

Tidak ada artinya kau menungguku,
karena kenyataan ada yang lebih pantas yang harus kau tunggu.
-Lestya Dwi P-

Happy Reading.

Sebulan telah berlalu, semuanya terlewatkan begitu saja. Kehampaan, kesedihan, dan tentunya penyesalan selalu Fildan rasakan selama sebulan ini.

Bahkan kedua orangtuanya keheranan dengan sikap Fildan yang akhir-akhir ini banyak diam dan melamun. Biasanya lelaki itu selalu banyak cara untuk mencairkan suasana rumah, namun sekarang?

Maya seperti tidak melihat anaknya sendiri.

Fildannya telah berubah.

Bahkan di sekolah pun Fildan lebih banyak diam. Sikap dingin dan cueknya keluar. Sahabatnya tidak menyalah Fildan atas kecelakaan Lesty, karena mereka percaya Fildan tidak bermaksud seperti itu.

Hanya Putri. Putri yang berubah padanya. Putri gadis yang dingin dan ketus, akan lebih dingin dan lebih ketus ketika berhadapan dengannya. Bahkan dari tatapannya saja Fildan bisa melihat aura kebencian yang di tunjukan padanya.

Terlebih saat melihat kedekatan dengan dirinya dengan Aulya-sahabatnya sendiri-entah kenapa, Fildan juga tidak tahu menahu awal kedekatan dirinya dengan Aulya.

Aulya seakan-akan telah memposisikan dirinya sebagai sahabatnya. Tidak ada yang lebih bagi Fildan atas kedekatan dirinya dan Aulya.

Selama satu bulan ini juga, Fildan sering menghabiskan waktu bersama Aulya, jalan, saling bertukar cerita mengenai Lesty. Terlebih tentang seberapa menyesel dan rindunya pada Lesty.

Lesty kekasih pujaannya yang entah kemana.

Sebulan ini, Lesty bagai di telan bumi. Tidak ada kabar yang Fildan dapati. Bahkan ketika dirinya kesana-rumah Lesty-pun tidak mendapatkan kabar apapun.

Mereka-orang rumah Lesty-hanya mengatakan bahwa Lesty di bawa ke luar negeri.

Sekarang pertanyaan dimana negara tersebut?

Mereka seolah-oleh menutupi darinya. Bahkan kedua kedua sahabat Lesty pun tidak mengetahui dimana gadis itu.

Sepertinya ralat! Hanya Aulya yang tidak mengetahui dimana Lesty, karena Fildan yakin Putri sudah mengetahui dimana Lesty. Hanya saja gadis itu selalu tutup mulut saat dirinya bertanya.

Bahkan hubungan Putri dan Aulya mulai renggang.

"Hay" sapa seorang gadis yang satu bulan ini selalu menemani hari-hari suramnya. Fildan ketika baru sampai di parkiran sekolah, tenyata Aulya sudah stay menunggunya.

"Tuh di tungguin gebetan!" celetuk Adi saat mendengar Aulya menyapa Fildan.

"Hm" sahut Fildan seadanya. Fildan turun dan berniat akan langsung ke kelasnya. Namun, sepertinya niat Fildan harus sedikit tertuda karena tiba-tiba lengannya di tahan seseorang.

"Ish! Mau kemana? Aku nungguin kamu juga, kamu malah ninggalin aku!" rajuk seseorang itu yang tak lain adalah Aulya. Entah apa yang membuat gadis itu mengubah cara bicaranya.

Aku-kamu, rasanya Fildan geli sendiri mendengarnya. Namun Fildan bersikap bodo amat, karena Fildan takut orang-orang mengira dirinya dan Aulya punya hubungan khusus. Terlebih satu bulan ini kedekatan keduanya sangat terlihat.

"Kelas" kata Fildan sedikit acuh dengan Aulya. Fildan tak ingin Aulya menganggap kedekatan mereka lebih dari seorang sahabat.

"Bareng yuk!" ajak Aulya dengan antusias, lalu tanpa malu lagi Aulya melilitkan tangannya pada tangan Fildan.

MENUNGGU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang