"Apa yang Aulya katakan, semuanya bener! Lesty dan Fildan gak ada hubungan apapun! Jadi kalian tidak berhak melarang Aulya atau siapa pun yang suka dan deket sama Fildan. Karena dia tidak terikat oleh siapapun!" ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dari baliknya keramaian.
Semua orang menoleh ke sumber suara semuanya terkejut, terlebih Aulya dan Fildan. Menatap seseorang itu dengan tatapan yang sulit di artikan.
...
"Lesty" gumam Fildan dan Aulya serentak membuat senyum Lesty terlihat.
"Ya, ini gue? Kenapa lo pada? Syok liat gue masih hidup?" sahutnya dengan santai lalu menyimpan tasnya di tempat Aulya, samping kursi Putri.
"Les, gue bisa jelasin" ucap Fildan seraya menghampiri Lesty.
"Jelasin apa? Sorry, kita itu gak ada hubungan apapun. Kita cuman teman, gak lebih" tegas Lesty membuat Fildan tersenyum kecut.
"Lo udah sehat?" tanya Fildan yang membuat Lesty bingung.
"Gue memang sehat!"
Lesty telah kembali setelah dimana dirinya harus melakukan operasi karena kecelakaan malam itu.
"Apa kabar lo, Les?" celetuk Ical.
"Baik. Lebih baik dari sebelumnya" jawab Lesty lalu keluar kelas setelah menyimpan tasnya. Ia akan ke kantin karena sahabatnya sudah menunggunya.
Saat dirinya berpapasan dengan Aulya, Lesty menepuk pelan bahu sahabatnya.
"Sorry, gue masih hidup" ucapnya lalu melanjutkan langkah yang tertunda.
"Wah wah! Temen makan temen" celetuk Sisil saat tidak melihat punggung Lesty lagi.
"Noh liat! Lesty belum mati! Dia masih hidup!" geram Fildan membuat Aulya tersentak.
Fildan keluar meninggalkan kelasnya, Fildan akan menyusul Lesty-nya.
Aulya kini menundukkan kepalanya entah apa yang terjadi pada dirinya.
"Perasaan lo gak salah, cuman cara lo yang salah" kata Reza yang menepuk pelan bahu Aulya membuat sang empu mendongak.
"Duduk gih. Ngalangin jalan" lanjutnya lalu barjalan meninggalkan Aulya. Satu persatu dari murid yang awalnya berkumpul pun perlahan berbubaran kembali ke kelasnya masing-masing.
"Woy! tunggu, Za" seru Ical dan Adi, lalu mereka menyusul Reza yang saat ini sudah keluar dari kelas.
...
"Lesty" ucap seseorang dengan nafas terengah menandakan sang empu yang ngos-ngossan.
"Hm" gumam Lesty karena dirinya tengah sibuk dengan minuman serta ponselnya. Lesty saat ini berada di kantin bersama Putri yang sedari tadi menunggunya.
Hanya Putri yang tahu bahwa Lesty akan sekolah hari ini. Bukan maksud Lesty jahat pada Aulya yang notabenenya juga sahabat Lesty. Lesty bukan tidak ingin memberi kabar tentang dirinya pada Aulya, untuk saat ini. Karena sepertinya hubungan Lesty dan Aulya ada sedikit kesalahpahaman, membuat kedekatan mereka renggang.
"Maapin gue" ucap Fildan yang saat ini sudah duduk di samping Lesty dengan Putri yang duduk di seberang Lesty.
"Maapin gue yang ninggalin lo malam itu. Gue gak bermaksud gitu, saat itu bokap gue telepon ngasih kabar kalau nyokap gue udah sembuh. Gue-"
"Ya, gue paham. Disini gak ada yang perlu minta maaf dan di maafkan" potong Lesty membuat Fildan terdiam sesaat.
"Put, lo udah tau kalau hari ini Lesty bakal sekolah?" kini Fildan bertanya pada Putri yang dengan santainya memainkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUNGGU [Completed]
Teen FictionMenunggu? Menunggu untuk apa? Menunggu untuk siapa? Benar-benar membingungkan! Cinta itu datang tiba-tiba. Perasaan tumbuh dengan sendirinya. Ini kisah dari dua orang remaja yang bersekolah di SMA Pratama. Gadis yang sering dipanggil 'Lesty' haru...