Bagian 12.

60 6 0
                                    


"assalamualaikum" alvin datang menghampiri rima yang sedang duduk sendirian di sana.

"Waalaikumussalam, silakan duduk!"ucap rima. "kenapa dokter alvin ingin menemui saya? Ada keperluan apa?"tanya rima to the pont.

"eghh mungkin kamu tak perlu memanggil nama saya dengan kata gelarnya. Saya rasa kamu bukan pasien saya rima?"canda alvin. Rima mendengar itu hanya menatap alvin datar saja.

"ok, sebenarnya maksud saya mengajak kamu bertemu karena ada yang saya ingin sampaikan."lanjut alvin, karena ia tau saat ini bukan lah rima yang menatapnya melainkan rina. "saya dengar dari tante lita kamu dapet informasi tentang ibumu....."

"terus" potong rima dengan tegas ,dengan tatapan datarnya dan kedua alisnya naik.

"tante lita ingin kamu jangan pergi kesana sendiri. Ditambah kamu seorang wanita. Tante lita takut kalau nanti di sana ada bahaya atau ada kejahatan lainnya.saya bermaksud hanya ingin menyampaikan pesan tante lita saja"ucap alvin.

'kenapa dia menatapku dengan tatapannya yang mengintimidasi, apa dia tak percaya apa yang ku ucapkan?' ucap alvin dalam hatinya.

"kau tau, kenapa saya seperti ini?"tanya rima yang tiba tiba serak seperti orang yang akan menangis.

Alvin bingung mendengar pertanyaan yang rima ajukan. "saya tak mengerti maksud kamu rima?"

"saya rasa kamu tau kalau saat ini bukan rima yang berhadapan dengan mu?"

"egh ya mungkin" ragu alvin.

"setiap orang di dunia ini ,selalu saja mendapatkan kasih sayang orang tua kandung mereka. Hanya beberapa dari jutaan orang saja yang tak memiliki orang tua. Ketika umur Saya masih kecil, saya tak mengerti apa yang selalu mama lita sampaikan kepada saya.saya bingung setiap saat dia menunjukan foto seorang wanita dewasa yang bisa di katakan sangat mirip dengan saya saat ini. Mama lita bilang 'rima, nanti kalau udah dewasa dan jadi orang yang sukses. Jangan lupa mencari wanita ini ya sayang! Dia ibu kandung rima. Dia yang mengandung rima, melahirkan rima dan menyusui rima. Dia sangat sayang sama rima. Tapi, keadaanlah yang memaksanya untuk pergi mencari biaya hidup di dunia yang kejam ini. Rima tak boleh benci dia ya sayang!' selalu saja setiap saat pesan mama lita sama. Sampai sampai aku selalu ingat dengan kalimat kalimat itu. Dengan usia yang sangat kecil yang tak tau apa pun dengan cepat saya mengatakan 'ya mama, rima janji'" ujar rima yang tersenyum miris. Alvin mendengar itu mulai merasakan apa yang rima rasakan.

"setiap pulang saya melihat teman saya dijemput orang tua mereka. saat sekolah mengadakan acara ,mereka di dampingi orang tua mereka. Saat pengambilan rapot atau ijazah pun mereka di dampingi oleh orang tua kandung mereka. Semua yang saya lihat setiap waktu, hanya berdoa kapan tuhan akan mengabulkan doaku supaya ibu pulang dan memberikan kasih sayang. Orang tua angkat ku memang selalu ada tapi saya tak mau merepotkan mereka. Mereka memberikan tempat tinggal, dan merawatku pun aku sudah sangat bersyukur sekali. Walaupun dalam hati kecil ini selalu merindukan akan hadirnya sosok ibu dan ayah." ucap rima yang akhirnya meneteskan air matanya.

"semua yang saya impikan hanyalah mimpi sesaat. Semuanya tak akan pernah menjadi nyata"

"apa karena itu kamu selalu tertekan batin?"tanya alvin.

"aku tak tau" jawab rima bingung. "semua terjadi begitu saja, aku tak tau kalau jadinya akan seperti ini."

"kenapa kau tak berbagi ceritamu pada orang terdekat?" tanya alvin penasaran.

"sudahku lakukan, tetap saja tak ada yang peduli. Semua datang saat ada kesenangan saja, disaat aku membutuhkan mereka untuk sedih, duka, ataupun susah. Tak ada satu pun teman ku yang mau mendengar kan"jwab rima.

Ku Bahagia Karnanya. (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang