41. TAMAT.

217 2 0
                                    


Selamat membaca....

.
.

Sekarang ini Alvin memandang seseorang yang sedang berbaring lemah. Tak lupa selang infus yang ada di tangan kirinya.wajah yang pucat, beserta kantung mata yang sedikit cekung.

Sungguh memiluhkan, sampai sampai Alvin tak tahu harus bagaimana mana lagi menangani ke adaan lusa kemarin.

"Maaf kan aku, seharusnya..." Alvin tak sanggup melanjutkan ucapannya.

"Sudahlah..yang penting kak Rima, dan Varo tak apa apa. Lagi pula kata dokter kemarin memang kandungan kak Rima sangat lemah" ucap Fina.

"Bener apa kata Adek mu, yang penting calon anak kalian masih bisa selamat."

Alvin berhenti mengelus tangan Rima, berdiri menghadap sang mama. Lalu menangis dalam pelukan sang mama tercinta.

Cengeng bukan? Tapi harus bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Untungnya Rima dan kandungan masih bisa selamat.

Flashback ....

Afwah mengikuti setiap tetesan darah yang menetes di lantai, walaupun hanya tetesan kecil. tapi afwah tahu bahwa itu adalah tetesan darah.

Sampai pada akhirnya tetesan itu berakhir di kamar anak dan menantu. Afwah membuka pintu dengan perlahan.

"Ahhh" kejutnya melihat Rima terduduk di lantai dengan lantai di genangi darah kental yang mengalir.

"Ya Allah..." Dengan cepat afwah menelpon sang anak anak nya. Tapi...tak ada satupun anaknya yang mengangkatnya. Afwah lalu menyuruh supir di rumah mengantarnya ke rumah sakit terdekat.

Sampai di sana...

Dokter mengatakan bahwa menantu nya hampir keguguran. Bagai di sambar geledek, bagaimana mungkin sang menantu akan keguguran? Dirinya saja belum di beri tahu bahwa Rima sedang mengandung cucunya.

.....

Malam harinya Alvin baru tahu bahwa sang anak dan istri nya dirawat. Sang anak mengalami luka ringan di kaki.  Sedangkan sang istri...

Entahlah.. Alvin sangatlah terkejut mendengar penuturan sang mama.

Sampai di kamar rawat Rima, Alvin langsung di pukuli sang mama mengunakan sapu yang ada di dekatnya.

Walaupun tak sakit, Alvin memang harus mendapatkan hadiah itu.

"Kamh ini dokter apa sih? Istri hamil gak tau?" Marah afwah tak menghiraukan bahwa Rima sedang terbaring lemah.

Alvin hanya bisa menunduk menahan sakit di dadanya atas pertanyaan sang mama.

"Maafin Alvin ma.."

"Minta maaf dulu sama istri kamu, kalau Rima gak maafin... Mama juga gak akan maafin kamu" afwah sangat marah sampai sampai meninggalkannya di tempat itu.

Flashback off...

.....

"Bang... Varo nangis di kamarnya" aduh Fina setelah memasuki kamar rawat Rima.

Alvin keluar langsung menuju sang anak yang menangis kencang di atas kasur itu.

"Abang gak au di sini" ucapnya dengan isakan tangis pelan.

"Tapi Abang kan masih sakit"

Varo menggeleng, "Abang au cama bunda"

Kebetulan dokter yang merawat sang anaknya masuk ke ruangan itu.

Ku Bahagia Karnanya. (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang