||5. Sadden°

2.7K 371 23
                                    

All About Her

Kedua pasang mata itu menatap satu sama lain saat kedua bibir itu bertemu. Detak jantung Lalisa benar-benar bekerja dengan cepat saat melihat tatapan hangat Jungkook.

"Kau masih mau mengelak bahwa kau bukan Pranpriya?" lirih Jungkook tepat pada telinga Lalisa.

Gadis itu tersenyum kecil, lalu mendorong tubuh Jungkook menjauh darinya. Ia bingung harus bagaimana menjelaskan pada Jungkook, bahwa dia memang Lalisa bukan Pranpriya.

"Terserah jika kau menganggapku Pranpriya, menyedihkan sekali melihatmu hidup dengan masa lalu."

"Lalu jika kau bukan Pranpriya, kenapa kau bersikap seolah Pranpriya." Ucapan Jungkook seketika membuat langkah Lalisa tertahan.

Gadis itu mengatur napasnya terlebih dahulu, sebelum ia menjawab semua pertanyaan Jungkook. Mungkin tidak hanya Jungkook saja yang beranggapan bahwa dirinya memang Pranpriya. Eunwoo saja kemarin mengatakan bahwa sikapnya mirip dengan Pranpriya.

"Biar aku beri tahu sesuatu padamu."

"Tapi aku yakin, kau tidak akan menyukai ini. Mungkin saja kau akan membenciku setelah ini."

Seulas senyum kecil terukir pada sudut bibir Lalisa. Gadis itu semakin mendekat ke arah Jungkook yang sudah terlihat tegang.

"Yang berdiri di depanmu saat ini bukan Pranpriya, aku Lalisa Park saudara kembar kekasihmu, kau bisa mengeceknya. Bukankah Pranpriya mempunyai tanda lahir di bahu."

Lalisa menarik tangan Jungkook agar menyentuh bahunya, sama sekali tidak terlihat apapun. Lalu ia mengeluarkan sebuah yogurt dan meneguknya. Awalnya Jungkook sempat panik saat melihatnya, karena ia tahu Pranpriya alergi dengan yogurt, tapi melihat gadis di depannya tidak apa-apa membuat rasa tegangnya bertambah.

"Pranpriya sudah mati, aku yang membunuhnya." Kalimat singkat itu membuat Jungkook langsung menatapnya penuh amarah.

Tangannya mengepal melihat Lalisa yang terlihat santai mengatakan semua itu.

"Kenapa? Kau terkejut?"

"Aku ingat sebelum dia mati, kalian akan berkencan, bukan?" Belum Lalisa menyelesaikan ucapannya,  tangan Jungkook hampir saja memukulnya.

"Aku membencinya, sangat. Aku tidak menyukainya bahagia," lirih Lalisa dengan menyunggingkan senyumannya. Walaupun ia berusaha keras untuk menutupi rasa sedihnya, sama sekali tidak mempan bagi Jungkook.

"Kenapa kau melakukan ini? Dia saudaramu."

"Karena aku tidak pernah mendapatkan kebahagiaan seperti yang dia rasakan. Bahkan orang tuaku menelentarakanku begitu saja, keluargaku hanya menyayanginya. Saat kami lahir semua orang langsung memeluknya sedangkan aku."  Tidak kuat untuk melanjutkan ucapannya, Lalisa menatap ke atas agar air matanya tidak turun begitu saja.

"Sudahlah, kau tidak perlu tahu."

Lalisa menghentikan langkahnya menatap Jungkook yang masih terlihat memikirkan sesuatu. "Jika kau bertanya bagaimana aku bisa melakukan kejahatan itu, maka cari tahulah, tapi jangan salahkan aku jika kau menyesal."

🌸🌸🌸

Suasana keramian tak membuat Jungkook ikut merasakan juga. Pikirannya sejak tadi terus memikirkan ucapan Lalisa kemarin, benarkah yang diucapkan gadis itu?

"Aku jadi kepikiran tentang queen dancer kita, sudah dua tahun posisi itu kosong, bukan? Yang dikatakan Miyeon benar. Kita harus mempunyai queen dancer." Alih-alih berkata tanpa dipikir terlebih dahulu membuat Taehyung langsung mendapat pelototan dari Prak Jimin.

All About Her ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang