Zimzalabim (21)

1K 122 5
                                    

Wendy masih berada dirumah irene.
"Bagaimana aku mau pulang?" Gumam wendy.

"Kajimaa, jika eomma appa ada dirumah aku tdk akan merepotkanmu. Mianhae" gumam irene hnya menggenggam baju kemeja wendy. Mereka duduk disofa. Dengan lilin yg menyala.

Wendy tersenyum.
"Tidurlah, akan aku temani" ucp wendy.

Irene menggelengkan kepalanya.
"Kau akan meninggalkanku" ucp irene.

"Anniyaa, jinjaayeo. Mana mungkin aku membiarkanmu sendirian dirumah" ucp wendy

Irene menatap kearahnya.
"Apa baju lebih nyaman?" Gumam wendy. Melihat irene menggenggam bajunya.

"Anniyaa," ucp irene menggandeng lengan wendy.

"Lihatlah, kau terlihat seperti anak kecil dengan ekspresi wajah takut itu" ucp wendy

Irene memukul pelan lengan irene.
Wendy merangkul tubuh irene.
"Berbaring dikasur lebih nyaman" ucp wendy.

"Aku tidak mau sendirian. Gelap"

Wendy hny diam mengusap lengan irene.
"Apa kau tdk punya ponsel?" Tny irene.

"Ponsel?? Untuk?"

"Ya, berkomunikasi. Jika ada hal penting cukup hubungi saja"

"Tidak ada. Aku lebih suka menemui langsung tiap detik, tiap menit, tiap jam" tawa wendy.

"Yaa, serius"

"Ne, jinjaa yeo. Sudah. Tidurlah, sudah malam"

"Wendy?" Ucp irene.

"Hmm, wae?"

"Maaf jika aku menyinggungmu, keundae, apa kau ada first love?"
Wendy menatap kejut kearah irene.

"Tidak ada! Bagiku cinta pertamaku itu kau"

"Kata orang, cinta pertama itu rasanya lebih manis. Dari mana mereka merasakannya?" Gumam irene.

Wendy tersenyum kecil.
"Banyak yg dinilai org manis. Bagaimana denganmu? Apa yg kau rasaan saat ini?"

"Hmm, mwola, keundae aku sedikit aneh"

"Mwo? Aneh?" Kejut wendy

"Anniya, maksudku semakin hari, perasaanku semakin besar. Aku semakin takut kehilanganmu" ucp irene pelan.

"Hmm, apa hanya itu?"
Irene mengangguk.

"Orang merasa manis itu bukan dari kesehariannya. Mereka merasakan ada rasa manis didalam?" Gumam wendy terhenti

"Didalam apa? Huh?" Ucp irene penasaran.

Wendy menatap lembut kearah irene. Irene terdiam, menatap mata sesekali bibir wendy. Terlihat bayangan mereka didinding. Karena lilin diatas meja.

Wendy perlahan mendekatkan wajahnya kewajah irene. Irene diam fokus pda mata wendy dan bibirnya.

Semakin dekat, dan dekat lagi. Tangan irene merenggang digenggamannya sendiri.
Irene memejamkan matanya.
Cup!
Bibir wendy mencium bibir irene pertama kalinya.

Perlahan wendy melumat bibir irene lembut. Irene mengiringi, mulai terbawa suasana.
Cup!
Wendy merapatkan tubuhnya ditubuh irene. Irene memeluk pinggang wendy. Tangan wendy mengusap punggung irene.
Cup!
Wendy menghentikan ciumannya. Perlahan membuka mata tanpa melepaskan sentuhan bibirnya. Irene membuka matanya perlahan.

"Mian" ucp wendy.
Irene menggelengkan kepalanya. Dengan perlahan wendy duduk kembali.

Hawa mereka sedikit panas dan canggung.
"Apa aku boleh ke kamar mandi?" Tny wendy.

"Sekarang?" Tny irene.

"Iya, sekarang."

"Aku ikut" gumam irene.

"Mwo? Jinjaa?" Kejut wendy.

"Anniya, aku ikut menunggu didekat pintu." Ucp irene.

"Ah," ucp wendy mengangguk.
Wendy berjalan sambil membawa lilin. Irene juga membawa satu lili. Namun tangan kanannya menggandeng lengan wendy.

"Aku masuk" ucp wendy. Irene nengangguk.
Irene berdiri memejamkan matanya sambil memegang lilin.

Beberapa menit kemudian.
"Wendy?" Panggil irene karena wendy blm keluar dari kamar mandi.

"....

"Wendy? Kenapa lama sekali?" Gumam irene.

Krekkk.
Wendy keluar.
"Mian, kaja kembali ke sofa" ucp wendy.

Irene mengangguk.

"Tidurlah, aku akan menunggu sampai lampu menyala" ucp wendy.

Irene hny menggeleng dengan mata yg sudah sangat lelah.
Wendy merangkulnya.
"Aku membayangkan jika kita sudah menjadi suami istri" gumam wendy.

"Terus kenapa?"

"Hmm?" Ucp wendy menatap irene dengan ekspresi jahil.

"Yaa!!" Teriak irene. Tangan irene mencubit perut wendy.

"Aakkk,, aakkk!" Rintih wendy.

"Dasar yadong!!" Gumam irene.
Wendy masih kesakitan.

"Yaa, jgn bercanda!" Ucp irene
Nmn wendy benar2 kesakitan.

"Wendy? Yaa, mianhae" ucp irene menyingkirkan tangan wendy dari perut wendy.

"Akkhh, gwinchana." Tahan wendy ketika irene hendak menyentuh perut wendy.

"Anniya, biar aku lihat. Waeyeo?" Gumam irene memaksa agar bisa melihat perut wendy.

Tangan wendy tdk bisa menahan irene.
Dan??

"Astaga?" Gumam irene terkejut. Menatap lirih kearah wendy

"Gwinchana, aku terjatuh" ucp wendy.

"Ghojimal. Itu bukan luka akibat terjatuh. Katakan pdaku, kenapa bisa seperti itu?" Ucp irene

Wendy diam menunduk.
"Ah, aku mengantuk" gumam wendy bersandar disofa.

"Wendy? Aku ingin mendengar banyak tentangmu, agar aku bisa membantu mu. Bukankah dalam sebuah hubungan kita harus terbuka" ucp irene.

Wendy memejamkan matanya.
Irene menggenggam tangan wendy.
Wendy membuka matanya.
"Apa kau yakin mau mendengarnya?" Tny wendy.

Irene mengengguk.
Wendy akhirnya bercerita ttg kehidupannya selama ini setelah eomma dan adiknya meninggal.

"Aku tidak mau orang2 mau berteman denganku karena kasihan." Ucp wendy

Irene menahan sedihnya.

"Irene? Apa kau yakin mau bersamaku?" Tny wendy

Irene menunduk.
"Jangan paksakan, aku tidak kaya, aku tdk bisa membelikanmu barang mewah. Untk makan bersama saja aku berusaha agar bisa." Gumam wendy.

"Aku akan menemanimu, aku tau kita masih sekolah. Keundae, setelah tamat sekolah, aku akan selalu disampingmu" ucp irene

Wendy tersenyum.
"Benarkah? Berjanjilah pdaku" ucp wendy menarik irene dalam pelukannya.

Irene mengangguk. Memeluk wendy.
"Gumawo. Dan, jika aku membohongimu, apa kau masih mau bersamaku?" ucp wendy

"Tergantung bohongnya. Jika kau selingkuh, aku tdk mau!" Gumam irene.

"Hahah" tawa wendy.

Kemudian irene tertidur.
Wendy mengusap usap kepala irene menatap wajah irene yg tertidur. Sesekali wendy tersenyum.
"Dia sangat mirip denganmu eomma" batin wendy.

Cup!
Wendy mencium dahi irene. Lalu menyelimuti irene yg tidur disofa panjang.

Deg!!
Lampu kembali menyala. Wendy mematikan lilin.
"Ah" gumam wendy duduk dilantai. Wendy melihat bekas lukanya. Banyak bekas luka memar ditubuh wendy.

"Haruskan aku menghentikan ini semua?" Batin wendy duduk diam berpikir. Sesekali menatap irene yg bergerak.



21

ZimzalabimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang