" Kei tunggu, gua minta maaf. Gua gaada apa-apa sama Cella, gua cuma mau.. "
" Gila lu Mike, " sergah Verina. " Udah ayo naik bus Kei. "
" Anjing, " gumamnya sambil mengacak rambutnya frustasi.
Mike tidak menyerah sampai disitu saja, di perjalanan ia terus mendekati Keisha namun Verina selalu menghalang-halanginya.
" Pe, plis.. gua butuh kerja sama lu kali ini. "
" Ya lu ngapain pake acara gendong-gendongan segala? "
" Dia capek gua kasian. "
" Lo pikir si Keisha engga hah? lo pikir kita semua gak capek? "
" Iya gua minta maaf gua salah, tapi gua mohon banget sama lu ijinin gua buat ngobrol berdua sama Keisha. "
Verina pun mengalah dan berpindah duduk di samping Devan. Mike berbicara pada Keisha dengan serius namun, lain halnya dengan Keisha yang menanggapinya denhan bercanda.
" Kei, aku serius. "
" Jiji ih aku-aku. "
" Ih tuh lu mah, gua lahi serius juga. "
" Jangan serius-serius nanti baper. "
" Tau ah sebel. "
" Cupu. "
" Y. "
" Najis kek cewe. "
" Yauda maafin aku ya sayang. "
" G. "
" Astagfirullah sabar. "
" Y. "
***
" Woi Mike! ikut nongkrong kaga? "
" Kemane? "
" Tempat biasa. "
" Oke, jam berapa? "
" Jam 9. "
Mike mengacungkan jempolnya lalu berjalan ke arah 3 orang sahabatnya.
" Lu pada ikut bocah tu? "
" Ikut gua tapi nyusul. "
" Barengin aja udeh. "
" Iye sat. "
***
Baru saja memasuki kamar dan merebahkan tubuh mungilnya itu diatas kasur queen size miliknya, terdengarlah suara pecahan beling dari ruang bawah.
Keisha segera membuka pintu kamarnya dan mendengar Ajeng berteriak histeris.
Keisha yang mendengarnya pun merasa ketakutan namun, mau tidak mau ia harus turun kebawah sana melihat kondisi mamanya.
" MAMA! " Keisha berteriak saat melihat Ajeng ingin menusuk pisau kearah tangan yang bertepatan dengan urat nadi.
" MAMA JANGAN KAYA GITU! " Keisha menahan tangis melihat kondisi mamanya.
Ajeng terus meracau tidak jelas. Keisha mulai kewalahan menghadapi mamanya itu sendirian. Lalu seorang laki-laki menerobos Keisha dan mengangkat tubuh milik Ajeng menuju kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKEISHA
Teen Fictionkemarin aku membencimu sekarang aku terbiasa denganmu besok aku mengagumimu lusa aku mencintaimu namun pada akhirnya kita menjadi sebuah abu.