"D-dwaddy ?"
Chanyeol menatap pria manis di depannya, masker hingga ke sepatu semuanya serba hitam. Oh sebentar.. suaranya familiar dengan seseorang, namun prosesan otaknya tidak bisa diajak kompromi.
Mencoba mengingat sesuatu ataupun memang membuat kepala sakit saja.
"Heeeeeee ? Kalian saling kenal ?" Eunha menunjuk Chanyeol dan Yungie saat ini bergantian.
"G/Y"–dan jawaban keduanya pun berbeda.
"Maaf, aku tidak mengingatmu" Chanyeol memasang wajah datarnya.
"Dad, ini Yungie eoh" Yungie menatapnya sendu, pikirannya berkecamuk "cudah lama nda tetemu, Yungie anen..."
Hngg ? Cadel ? - Chanyeol berpikir.
"Kau lucu, menggemaskan sekali. Tapi kita tidak punya momen bersama atau kenangan lama, manis" Chanyeol mencoba tersenyum tipis, ada rasa yang aneh dalam hatinya.
Hyunnie menatap tajam Chanyeol, ada apa dengan orang ini ? Sama sekali tidak mengingat Yungienya, atau emang berpura-pura.
Dipeluknya Yungie ke dalam pelukan yang hangat, disaat itupun Yungie terisak kecil–sibuk menangis di dalam dekapan hangatnya, walau itu juga bukan dekapan Chanyeol. Ah, dia rindu elusan, kecupan, dan pelukan Chanyeol.
"Yeol ahjuci, nda inat Yungie cama cekali ? Ck, duyu mecla-meclaan, cekayang uda ayak anak ecde mucuhan, zaman banet main mucuh mucuhan heng ?" Ucap Hyunnie disetiap katanya ada penekanan.
"Dengar" Chanyeol menghela nafas "Aku tidak mengerti bahasamu itu"
Bolehkah sekarang Chanyeol saya bogemin mentah dulu ?
Hyunnie mendelik kesal "Pula-pula nda tau, combong banet ci ? Ahjuci ?"
"Cudah Hyunnie cukup—"
"Astatang, demi celana dalam Chanyeol, Hyunnie ?!" Sehun memasang wajah bujumileh bentar lagi mau berak.
Hyunnie memandang Sehun dengan tatapan kesal, walau hatinya sangat senang bisa bertemu Sehun lagi. Ia hanya ingin memberi pelajaran untuk keduanya, lagipula juga, ia tidak ingin sahabatnya merasa sedih ketika dia bahagia. Kan ada kalimat yang sering kita dengar : hidup itu tidak adil.
"Ciapa" Tanya Hyunnie ketus, sedikit memandang Sehun tajam, malah jadi jatuh manis dipandangan Sehun.
"Oh Sehun, nyonya Oh Baekhyun" Jawab Sehun tanpa malu sedikitpun.
"Hyunnie lupa–pelmici" Hyunnie membawa Yungie yang masih di dekapannya ke luar restoran ini, lain kali saja mungkin bisa.
Melewati Chanyeol tanpa memandangnya sedikitpun, Chanyeolpun begitu, acuh saja lalu beranjak menuju Eunha yang sedang memandang mereka bingung.
Sehun mencengkal lengan Hyunnie pelan "Hyunnie-ah"
"Wepashhhh-! Pelgi janan pelnah tetemu Hyunnie agi—wepash nda ? FBI ?!" Kalau dah marah gini mah, Sehun tinggal pasrah saja dengan melepasnya.
"Sehun-ssi, pastikan Chanyeol begitu pula kau tidak mencari dimana kami tinggal, tolong lupakanlah kami, buang jauh-jauh memori yang sudah kita buat di masa lalu, buka lembaran di masa depan. Hyunnie dan Yungie ingin kalian bahagia dengan cara kalian sendiri, saya Baekhyun, permisi" Kata-kata Baekhyun membuat hati Sehun mencolos hebat.
Baekhyun juga sudah menangis dalam diam sejak tadi berbicara panjang pada Sehun. Sedikit berbisik pada Kyungsoo yang sudah mulai tenang sejak acara tangisnya.
"Kyung, ku pastikan kau bahagia tanpa Chanyeol—"
"—karena aku sahabatmu, tidak akan ku biarkan kau sedih karena orang itu"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐑𝐎𝐒𝐎𝐏𝐀𝐆𝐍𝐎𝐒𝐈𝐀
Fanfic[ COMPLETE, ini bisa dibilang book ke 2 dari A Penguin ] Chanyeol dan Kyungsoo memulai kehidupan baru; untuk memperbaiki segalanya juga. Publish; 25 Jun, 2019 End; 9 Sept, 2021