delapanbelas

577 76 34
                                    

"Bagaimana peningkatannya ?" Tanya Chanyeol yang masih berkutat pada laptop kesayangannya.

"Cukup meningkat drastis dari sebelumnya, sir. Anda benar-benar bekerja lebih serius sekarang" Ucap seketaris keduanya–Jung Jaehyun

Chanyeol hanya tersenyum menanggapinya "Terima kasih atas pujianmu. Kau boleh kembali Jaehyun-ssi"

Jaehyun menatap pria yang berstatus bos di perusahaan ini terkejut tidak main "S-saya permisi, sir"

Saat ingin keluar, Jaehyun terkejut lagi karena Sehun yang sudah berdiri di depannya dengan badan tegak. Jaehyun memandang Sehun kesal, hampir saja ia mengumpat, jika saja terjadi mungkin saja ia bisa dipecat dalam hitungan detik.

"Aku tau kau terkejut dengan senyumannya tadi. Tidak biasanya bukan ?" Tanya Sehun duluan, Jaehyun hanya mengangguk kecil.

"Itu pertama kalinya, jarang sekali sir  tersenyum seramah itu" Ungkapnya.

"Jangan menyebar tentang ini, karena kau seketaris keduanya aku akan memberitahumu" Sehun menyuruh Jaehyun mendekat, lalu berbisik "Chanyeol kehilangan ingatannya sementara, jadi kau harus terbiasa untuk melihatnya sekarang yang sedang ramah"–aku saja muak melihatnya.

Jaehyun mengangguk mengerti. Gestur tangannya membentuk tanda O dibagian telunjuk dan jempolnya yang berarti 'oke'.

Setelahnya, Sehun hanya menepuk pundak Jaehyun pelan, lalu segera masuk ke ruangan pria bermarga Park itu. Saat itu juga, Chanyeol melihat perlahan orang yang baru saja masuk.

"Oh Sehun"

"Ohh iya Oh Sehun, maaf"

"Tidak masalah, sir" Jawab Sehun santai padahal di dalam hati ia sudah gatel ingin meninju si kunyuk itu "Jadwalmu hari ini ada meeting dengan—"

"Bisakah kau batalkan semuanya ? Akan ku urus nanti. Hari ini aku harus mengunjungi.. err.. Dr. Tom, lalu ada juga janji bersama Yoona noona" Chanyeol menatap Sehun penuh harap. Oh tidak, Sehun tidak menyukai pemandangan limited edition itu.

Sehun mengangguk ragu, dalam hati ia sudah mengucapkan mantra untuk segera mengembalikan ingatan Chanyeol "B-baiklah, nanti saya akan mengatur jadwalmu ulang untuk esok hari"

"Thanks, saya pergi dahulu" Chanyeol pergi begitu saja, meninggalkan Sehun yang sudah membaca mantra juga ritual di ruangan Chanyeol.

"Apa aku harus ritual pengingat kembali ingatan dengan Kyungsoo ya ?" Sehun mendengus kesal.

.

.

.



"Licaa~" Lisa menoleh melihat bayi penguin besarnya berlari kecil ke tempatnya.

Lisa memeluk tubuh gempal itu sayang "Aegyy ! Kenapa heum ? Baru beberapa hari lalu kau mengunjungiku"

"Yungie anen, Yungie agi galu" Yungie mendusel ria di badan kurus milik Lisa.

Seulgi yang baru saja datang, menepuk-nepuk punggung si bayi kecil kesayangannya "Aiguu~ galau kenapa heum ?"

"Dwaddy bad ama Yungie" Yungie mengecrutkan bibirnya kesal, ingin rasanya menjambak wajahnya jika bertemu–tapi karena ia bucin tidak jadi deh.

Lisa dan Seulgi saling memandang satu sama lain. Pemikiran mereka sama, bukannya Kyungsoo tidak punya seorang ayah ? Atau jangan-jangan—

"Y-Yungie punya—eung... sugar daddy ?" Tanya Lisa hati-hati, Seulgi hanya bisa tersenyum.

𝐏𝐑𝐎𝐒𝐎𝐏𝐀𝐆𝐍𝐎𝐒𝐈𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang