duadua

452 78 8
                                    

"Glad you back, berandal" itu Oh Sehun.

Chanyeol hanya menatapnya tanpa ekspresi "Sepertinya kau tidak senang sama sekali"

Setelah Chanyeol berkata demikian, wajah Sehun berubah sedih. Ingus saja sudah keluar di salah satu lubang hidungnya.

Chanyeol mengangkat wajahnya lagi, tapi dia kaget "Ada apa dengan wajah menjijikanmu itu ?"

"Chan, serius aku rindu hiks" Sehun mengusap sebelah matanya yang sudah  mengeluarkan air mata.

"Lebay"

Chanyeol beralih menutup handphonenya.

"Hari ini ada meeting ?" Tanya Chanyeol, ia menutup mata lalu bersender.

"Tidak—hanya saja ada pertemuan keluarga Park di kediaman kakekmu" Jawab Sehun.

"Haruskah ? Aku lelah berhadapan dengan dua kunyuk itu"

" 'Kakek akan membunuhmu jika kau tidak datang' itu pesan dari kakek Park"

Chanyeol menghela nafas, membuka matanya menatap tajam Sehun yang kini memandangnya datar.

"Kau jangan berbohong tentang pesan itu" Kata Chanyeol dingin "Baiklah, aku pergi. Jika kau berbohong, kupastikan gajimu menurun 70%"

Setelahnya, Chanyeol berlalu begitu saja meninggalkan Sehun yang sudah cengo tidak terima dengan pemotongan gaji.

.

.

.



Bau khas pepohonan yang sejuk tercium saat Chanyeol berjalan memasuki rumah besar milik sang kakek. Terhitung sudah berapa bulan dia tidak mengunjungi kakeknya karena sibuk akan hal-hal yang harus ia kerjakan tentunya.

Kakinya melangkah cepat ke arah taman pribadi sang kakek, dilihatnya sudah tersedia 1 meja besar dengan berbagai makanan yang mungkin saja dari berbagai negara.

Oh, jangan lupa disana ada Mama Park, Papa Kim, dan tentu saja noonanya.

"Harabeoji" Panggil Chanyeol mengenal kakek Park dari bahunya yang lebar, sang kakek—papa dari mamanya Chanyeol—menoleh, sedikit tertawa gemas.

"Ahoy cucuku ! Apa kabar huh ? Kau masi terlihat tampan, sepertiku" Celetuk sang kakek senang.

"Seperti yang kakek lihat, aku baik. Mama" Setelah berkata demikian, ia menghampiri mamanya dan memberikan sebuah pelukan hangat.

Mama Park tersenyum, membalas pelukan Chanyeol "Mama kira kamu tidak datang, Chan. Daritadi kita semua menunggumu"

Chanyeol hanya tersenyum menanggapinya, melepas pelukannya, dan mulai duduk di kursi yang kosong. Tepat disebelah Jennie.

"Sepertinya penglihatanmu mengurang ya, Chan" Sindir Jennie, tapi Chanyeol tidak menoleh ataupun kesal.

"Buat apa ku memanggilmu juga papamu itu, membuang waktu saja" Ucap Chanyeol kecil, Jennie di sebelahnya hanya mendengus remeh.

Jennie mengambil sesuatu yang sedari tadi ada di sebelah kakinya dan meletakkannya di meja "Padahal ku ingin memberi sesuatu"

Chanyeol menoleh, wajahnya penuh kebingungan.

"Ikan ?"

"Eoh, bukannya kau sering menyimpan ikan di ruang kerjamu ?"

Chanyeol mendecak kesal "Sejak kapan noona menjadi setiliti itu"

"Kau kira aku tidak punya mata huh ?"

"Hei heii! Sudah-sudah" Sang kakek mulai membuka suara, ia sudah lelah mendengar cucu-cucunya bertengkar, seperti dunia akan berakhir saja "Kakek mengundang kalian untuk bersantai. You know ? Like family gathering"

𝐏𝐑𝐎𝐒𝐎𝐏𝐀𝐆𝐍𝐎𝐒𝐈𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang