0 (Prolog)

8K 462 4
                                    

Suara alarm terdengar nyaring memecah keheningan. Manusia normal biasanya akan terbangun setidaknya pada dering ketiga. Namun, sepertinya pemuda yang tengah tidur tengkurap ini bukan kategori manusia normal. Sudah genap sepuluh kali alarm nya berbunyi memekakan telinga, tapi pemuda ini tetap diam tanpa pergerakan .

Menggantikan suara alarm yang baru saja berhenti, nada dering panggilan masuk dari ponsel yang terletak disamping bantal terdengar nyalang.

Ajaibnya, tangan pemuda ini tiba-tiba bergerak meraba-raba permukaan kasur.

Masih dengan mata terpejam, si pemuda menggeser icon hijau di ponsel dan menempelkannya ditelinga.

"Halo"

"APA-APAAN SUARAMU ITU? JANGAN BILANG KAU BARU BANGUN?!"

Pemuda refleks menjauhkan ponselnya.

"Jangan teriak, telinga ku sakit"

"Bagaimana tidak? Kami sudah diperjalanan menjemputmu"

Kini pemuda sudah sempurna duduk membuka mata.

"Ya?"

"15 menit lagi kami sampai"

"kenapa pagi sekali?"

"Pagi? Buka jendela mu, Jin! Matahari bisa membakarmu!"

"benarkah?"

"Cepat bangun"

"ya"

"Jangan tutup telpon nya, aku harus memastikan kamu tidak kembali tidur"

"terserah"

"hei-

Tut ttuut ttut

Pemuda mengusap wajahnya kasar. Sekilas diliriknya jam diponselnya. Pukul 11 lebih. Hampir tengah hari.

Dengan langkah gontai pemuda kemudian meraih handuk dan melenggang memasuki kamar mandi.

Ponsel nya kembali berdering.

Nama 'Gadis Gila' terpampang jelas disana.

Suara air dari kamar mandi dan dering ponsel saling bersahutan.

Suara air berhenti. Si pemuda keluar dari kamar mandi dengan rambut basah.

Tangan kanannya bergerak mengusak rambut dengan handuk sementara tangan kirinya meraih ponsel.

Alih-alih mengangkat panggilan yang sedari tadi masuk, pemuda malah mengirim pesan 'Aku sudah siap' dan mematikan ponselnya.

Setelahnya si pemuda kini kembali masuk ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya.

3 menit berselang si pemuda akhirya sudah terlihat rapi.

Tting!

Pemuda melirik ponselnya yang menampilkan pop-up pesan.

'Kami sudah didepan'

Secepat kilat ia berlari membuka pintu.

Nihil

Tak ada siapapun disana.

Dengan kening berkerut pemuda kini kembali masuk. Namun belum sempat ia menutup pintu, suara langkah kaki membuatnya mengurungkan niat.

Benar saja, orang yang ditunggu nya baru saja tiba.

'oh? Kau menunggu kami disini? Baru saja aku ingin mengirim pesan'

'Apa maksud mu? Bukan kah kau sudah mengirim ku pesan tadi?'

'Apa? Kau bercanda? Aku bahkan tidak bisa menghubungi kamu lagi setelah pesan terkhir mu tadi'

Pemuda tercenung.

Sudut matanya menatap ponsel yang berada ditangan kirinya.














Ponselnya masih dalam keadaan mati.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang