21

1.3K 227 8
                                    

"Hyunjin!" Yeji coba mengangkat tubuh Hyunjin.

Sementara Mama terdiam ditempatnya. Terlalu terkejut, mungkin.

"Hyun!" Yeji masih berusaha mengangkat tubuh adiknya dari lantai marmer yang dingin.

Kali ini teriakan Yeji berhasil membuat Mama tersadar. Wanita itu lantas membantu sulungnya untuk mengangkat tubuh Hyunjin.

Namun belum sempat ia menyentuh tubuh putra bungsunya, pemuda itu sudah lebih dulu membuka matanya.

Mama kembali mundur.

"Hyunjin, lo gapapa?" Yeji membantu pemuda itu untuk duduk.

Yang ditanya hanya diam. Dia menatap Yeji dan Mama bergantian sebelum bangkit berdiri.

Yeji mengangkat sebelah alisnya.

Hyunjin kenapa?

Beberapa detik hanya diisi keheningan.

Hyunjin berjalan mengelilingi ruangan sambil sekali-sekali menyentuh benda-benda kecil ataupun sekedar mengamati wallpaper dinding kamar bernuansa abu-abu itu.

"l-lo ngapain?" Yeji menatap heran.

Hyunjin mengalihkan netranya pada sosok Yeji.

Senyum kecil terpatri diwajah tampannya. Namun anehnya, Yeji merasa asing dengan sosok Hyunjin saat ini.

Gelagatnya,

Diamnya.

Dan

Matanya.


"Hyunjin!"

Lamunan Yeji terputus kala melihat mama menarik kembarannya itu dari serpihan beling dilantai.

"NGAPAIN KAMU??!"

Mama kembali menjerit. Hyunjin mengambil salah satu serpihan being dan mengangkatnya kedepan wajah Mama.

"Diam. Saya tidak suka orang berisik macam kamu"

Satu kalimat. Penuh penekanan disetiap katanya.

Pandangan Hyunjin berubah menjadi dingin. Begitu pula nada bicaranya.

Dan apa yang ia katakan tadi? Kamu? Dia memanggil mama dengan sebutan kamu?

"Ap-apa?!" Mama memandang Hyunjin dengan pandangan yang tidak dapat Yeji artikan.

Alih-alih mendapatkan jawaban.

Pertanyaan Mama justru dibalas dengan senyuman kecil dari lawan bicara.

Yeji melangkah mundur.

Dia yakin 100% bahwa pemuda itu bukanlah Hyunjin, adiknya.

Hawa disekitar mereka perlahan berubah menjadi dingin.

Kontras dengan seringaian Hyunjin yang semakin lebar didepan keduanya.

Senyumannya terlihat,

Ganjil.





👀


"MATA SIALAN!"

Brak!

Sam membanting barang-barang diatas nakas dengan brutal.

Sementara disisi ruangan yang lain Hyunjin mendudukan dirinya diatas kursi. Kedua netranya tak lepas dari sosok Sam didepannya yang sibuk merutuki matanya, sama seperti Hyunjin.

"kenapa marah-marah, Sam? Semarah apapun kita gaakan ngerubah mata kita jadi normal" Ujar Hyunjin pelan, tidak peduli bahwa Sam bahkan tak mendengarnya.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang