8

1.8K 302 11
                                    

'YEJI!'

Hyunjin membuka mata sepenuhnya.

Peluh membanjiri keningnya. Nafasnya tersengal-sengal.

Dengan gerakan cepat ia meraih air diatas nakas dan meminumnya dengan rakus.

Jam berdenting 1 kali.

Setelah sekidit tenang, Hyunjin beranjak duduk diranjangnya.

'pasti gara-gara jawaban yeji tadi, jadi mimpi gini' gerutu nya.

Dia pun turun dari ranjangnya dan berniat membasuh wajahnya dengan air dingin.

Gelap. Lantai 2 sepenuhnya gelap saat pemuda itu membuka pintu kamarnya.

Melewati kamar Yeji, Hyunjin berhenti.

Sosok kecil yang kemarin terlihat duduk bersandar dipintu.

'Yeji tidur, kalau bosan kamu boleh ke kamar ku'

Sosok itu menatap Hyunjin sebentar sebelum berlari ke kamar pemuda itu.

Hyunjin tersenyum kecil dan melanjutkan langkahnya.

Belum genap 3 langkah, Hyunjin kembali berhenti.

'Kamu emang kenapa gak masuk kamar Yeji?'

Sosok kecil itu menggeleng.

'Ada yang lain disana. Saya takut'

Mata Hyunjin kontan membelalak.

Dengan langkah cepat ia membuka pintu kamar Yeji.

Nafasnya tercekat.

Kembarannya tertidur pulas diatas ranjangnya dengan selimut putih menutup kaki hingga wajahnya.

Seorang gadis dengan rambut cokelat bergelombang duduk disisi ranjang. Dia menunduk. Membiarkan helaian rambut menutupi wajahnya.

'saya iri sama kalian'

'Mau kamu apa? Jangan ganggu dia'

Nafas Hyunjin tersengal. Tiba-tiba dada nya sesak melihat Yeji diselimuti seperti itu.

'saya bilang saya iri'

'siapa kamu?'

Sosok itu diam. Enggan menjawab.

Hyunjin berniat maju. Tapi sosok itu lebih dulu berdiri. 

Hyunjin menahan nafas ketika gadis itu lewat didepannya.

'bagaimana rasanya melihat kembaranmu seperti itu?'

jari pucatnya menunjuk tubuh Yeji yang masih diselimuti kain putih.

'keluar! Jangan berani masuk kamar ini lagi!' Bentak Hyunjin. Pasalnya dia tidak melihat kain yang menutupi tubuh yeji bergerak.

Kain itu benar-benar diam seolah-olah yang tengah ditutupi nya adalah sesuatu yang mati.

'jangan marah. Saya cuma ingin kamu rasain gimana jadi dia'

sosok itu mengangkat wajahnya. Membuat Hyunjin kehilangan kata-katanya.

1 detik berlalu. Dan sosok itu menghilang seperti hembusan angin. Tidak meninggalkan jejak.

Setelah pulih dari keterkejutannya, Hyunjin buru-buru menghampiri Yeji dan menarik kain itu dari tubuh kembarannya.

Matanya melebar.

Yeji masih diam, tidak bergerak.

Hyunjin kalut. 

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang