14

1.5K 263 21
                                    

"PUNTEN, ADEKNYA NYAI YEJI ADA GAK?"

Seluruh siswa dikagetkan dengan munculnya gadis berambut sebahu dari kelas sebelah beberapa detik setelah bel pulang berbunyi.

"oi Ryu!" Seungmin yang memang cukup dekat dengan sahabat yeji ini melambaikan tangan.

"oi pak ketua!" Ryujin menghampiri mejanya.

"Nyari siapa?"

"Adeknya yeji. Yang mana ya?"

Dia mengedarkan pandangan, tidak sadar jika objek yang dicarinya tengah duduk disamping seungmin.

"Jangan-jangan yeji ngibulin gue nih!" sungutnya sambil gelung jaket sampai siku.

"Bar-bar amat lo jadi cewek! Nih!" Seungmin melirik Hyunjin yang masih diam.

"Oh, halo!" terkejut, gadis itu kembali menurunkan lengan jaketnya.

"Gue Ryujin, temennya Yeji" gadis itu mengulurkan tangan kanannya.

"Hyunjin"

Senyum canggung diwajah Hyunjin membuat gadis itu ingin tertawa.

"Hyunjin! Kata Yeji dia ada urusan, lo disuruh balik duluan"

Hyunjin hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Yaudah, gitu aja. Gue duluan min!" Ryujin tersenyum tipis sebelum meninggalkan mejanya.

"ryujin"

Yang punya nama mengehentikan langkah dan memandangnya dari ambang pintu.

"makasih"

"haha, daripada ucapan makasih, gue mau minta yang lain aja"

Hyunjin meringis, lebih tepatnya menyesal.

"Bagi nomer lo, boleh?"

Gadis aneh!

Gadis aneh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


👀

"Darimana, ji?"

Felix yang baru saja keluar dari kamar mandi mendapati sulung Hwang hampir masuk ke kamarnya.

Setelah kejadian kemarin memang Felix terserang demam sehingga ia diminta untuk tinggal dirumah keluarga Hwang dari semalam.

Beruntung, dia juga masih tidak berani kembali ke rumahnya. Bahkan untuk baju ganti saja ia meminjam milik Hyunjin.

"Ada urusan. Lo  udah mendingan fel? "

Felix hanya mengangguk singkat. Setelahnya si pemuda kembali melanjutkan langkah menuju kamar Hyunjin.

"Eh fel"

Felix yang hampir meraih knop pintu kembali berbalik.

"Ya?"

Yeji terlihat sedikit ragu untuk melanjutkan.

"Hyunjin pernah cerita sesuatu ke elo? Maksud gue tentang temen-temen nya atau kejadian waktu dia masih sama nenek dulu?"

Gantian Felix yang terdiam. Belum genap seminggu ia menjadi teman dekat Hyunjin, bagaimana dia bisa tau? Tapi memorinya kembali pada kejadian beberapa hari yang lalu.

"Oh! Waktu it-

"Ada? Oke, gue ganti baju bentar, terus tunggu gue dibawah. Ngerti?"

Felix tidak punya pilihan selain mengangguk.

👀





"Jadi?"

Felix yang tengah mengaduk teh buatan Yeji yang sejujurnya kurang manis itu menghentikan kegiatannya.

"Kemaren-kemaren kan dia nginep dirumah" intronya.

Yeji mengangguk paham

"gue pernah ngeliat dia lagi telfonan dibalkon, jam 2 malem"

Yeji melongo.

"Jam 2 fel?"

Felix mengangguk mantap. Jarinya membentuk angka 2 didepan wajah.

"sambil ketawa-ketawa" tambahnya.

Diluar dugaan, Yeji malah memukul lengan pemuda disampingnya itu.

"Gue serius!!" sungut Yeji.

"Gue juga!" Balas Felix setengah teriak.

"Beneran?" Yeji masih tidak percaya.

"Pacarnya kali?" Yeji menebak.

"No, pas gue tanya dia bilang temen" koreksi Felix.

"Dia sebut nama?"

Felix mengangguk

"Ji-ji.."

"ji?"

"Ji-..."

"........."

"Jihan? Bukan! Ji- Aduh gue lupa!" Felix menepuk jidat.

Yeji menatap Felix takut-takut.

"Jisung?" Demi apapun Yeji harap jawabannya tidak.

"YA!"

Yeji langsung terdiam. Hatinya mencelos. Sebenarnya ia tadi nekat menemui Jeno dan Siyeon lagi. Tanpa sepengetahuan Seungmin tentunya, karena pemuda itu jelas-jelas melarang keras Yeji untuk pecaya pada keduanya.

Dan informasi yang ia dapat dari keduanya tadi, Jisung adalah nama salah satu teman.

Teman mereka yang telah meninggal, bunuh diri.

Keduanya bahkan menceritakan detail cerita dengan sangat urut dan runtut yang kemudian membuat gadis bermata sipit itu mau tak mau mempercayai perihal 'jisung' ini.

"Hyunjin mana?" Yeji langsung berdiri dan hampir berlari keatas.

Pikirannya benar-benar kalut. Daripada menerka nerka tidak jelas, dia ingin menanyakannya langsung pada adiknya itu.

"Hyunjin belum balik ji"

Petir terdengar menggelegar ditengah hujan lebat yang tak kunjung berhenti.

Yeji lari-larian keatas dan kembali dengan ponsel ditangannya.

"Ada apa sih, ji?" Felix memandang gadis itu heran.

Yeji terdiam sambil menatap sahabat adiknya itu.

"Fel, kayaknya Hyunjin sakit deh" nada Yeji kentara takut bercampur sedih.

Mata Felix melebar dan mulutnya membuka.

"Beneran, ji?"

Yeji mengangguk.

"Gak mungkin ji" Ganti Felix yang ketakutan.

"Gue juga berharap gak mungkin fel"



"Gue yakin dia masih suka cewek ji! Hyunjin gak mungkin belok!!!"

Ha-

Hah?




"BUKAN SAKIT ITU YANG GUE MAKSUD, LEE BODOH FELIXX!!!"

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang