15

1.5K 247 3
                                    

********************

Dda!

Double up, hehe✌

********************

👀

Hyunjin menatap tetes-tetes air yang turun dijendela kaca. Segelas coklat hangat dalam genggamannya, namun ia merasa dingin.

Pukul 5 sore.

Dan dia masih terjebak hujan di café dekat sekolahnya.

Tak ada Yeji, tak ada Felix, tak ada Seungmin. Benar-benar sendirian.

Sepasang earphone menggantung dikedua sisi lehernya. Dilepas karena Café menyetel lagu yang sama dengan radio yang tengah diputar.

Matanya menatap keluar jendela. Lebih tepatnya ke halte bus diseberang jalan.

Ada seorang pemuda duduk disana. Seragamnya basah dengan bercak kemerahan dibeberapa bagian. Pemuda itu duduk disana dari 2 jam yang lalu.

Sebenarnya Hyunjin bisa saja menembus hujan dan langsung pulang jika dia mau. Tapi itu artinya dia harus kesana, ke halte bus itu dan berhadapan dengan si pemuda.

Kepala yang tertunduk tiba-tiba terangkat, membuat netra coklat milik hyunjin bertemu dengan netra kelam milik si pemuda di seberang sana.

Hyunjin buru-buru mengalihkan pandangan. Sial! Dia melihatnya.

Hyunjin memilih menghabiskan sepiring waffle didepannya.

Hingga tiba-tiba kilat menyambar membuat ekor mata Hyunjin melirik keseberang jalan.

Benar saja, pemuda itu masih duduk disana sambil menatap kearah Hyunjin juga. Tapi sedetik kemudian sebuah senyum terpampang diwajahnya. Senyuman ganjil yang terlihat menyeramkan bagi hyunjin.

Tangannya sibuk merogoh kantong mencari ponselnya. Nihil. Hyunjin ingin berteriak saat kepalanya terasa tidak bisa digerakan.

Senyuman diwajah pemuda diseberang sana bertambah lebar, dengan mata terbuka lebar nyaris terbelalak. Darah mengalir dari telinga dan hidungnya.

Drrt

Suara dering ponsel menyelamatkannya. Ia segera menyambar ponselnya diatas meja.

"Ha-hallo!" sapanya pada siapapun diseberang telepon. Karena demi apapun ia tak sempat melihat nama pada layar panggilan masuknya.

"Hallo! Kok belum balik?" Beruntung suara Yeji yang kemudian terdengar.

"Hujan!" Jawab Hyunjin sambil mencuri pandang ke halte seberang.

"Udah tau, disini juga! Lo dimana? Gue pesenin grab aja ya?"

"Hyunjin?"

Suara Yeji hanya berdenging dikepalanya.

Hyunjin mematung ditempatnya.

Gadis yang disebutnya gila 2 jam yang lalu berlarian menembus hujan yang kemudian berhenti di halte sambil menepuk rok nya yang sudah setengah basah. Mulut menggerutu dan hp terselip diantara telinga dan bahu nya.

Suara samar yeji masih memanggil-manggil namanya.

Angin bertiup kencang dan gadis diseberang halte sana seolah terdiam. Pandanganya kosong. Dengan gerakan lambat tangan kanannya mengantongi ponsel. Kemudian dengan senyum ganjil diwajahnya ia menatap kearah Hyunjin.

10 detik berlalu.

Gadis itu berlari ketengah jalan dengan mobil yang melaju kencang dari arah kanan.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang