13

1.6K 268 10
                                    

Dengan langkah cepat Hyunjin berbalik kedalam kamar, kemudian melesat menuruni tangga dan berlari keluar rumah.

"Hyunjin, nak! Mau kemana?" Mama yang tengah menyirami bunga dihalaman dikejutkan dengan si bungsu yang berlari keluar.

Tidak menjawab, Ia terus berlari hingga langkahnya berhenti didepan pintu kediaman keluarga Felix.

Dengan mengucap permisi dalam hati pemuda itu memutar knop.

Gelap.

Tak ada satupun lampu yang dinyalakan didalam rumah, jendela kaca juga ditutupi tirai tebal.

Dengan cekatan pemuda Hwang mencari saklar lampu dan membuka tirai serta jendela lebar-lebar.

"FELIX, GUE DIBAWAH. AYO MAIN KERUMAH!"

Dengan harap-harap cemas Hyunjin menunggu sahabatnya untuk turun.

"FELIX!"

Langkahnya membawanya masuk lebih dalam.

"LEE FELIX!!"

Melewati meja makan, ekor matanya menangkap alat makan yang kentara bekas dipakai sarapan, termasuk 2 piring dengan daun-daunan kering bercampur sampah diatasnya. Bulu-bulu halus ditubuhnya meremang.

"YA TUHAN FELIX LO DENGER GUE??!" frustasi, Hyunjin hampir menyusul keatas.

Namun urung.

Sosok Felix terlihat diujung tangga atas.

Wajahnya yang sumringah bertambah cerah mendapati sahabatnya dilantai bawah.

Hyunjin tersenyum lega. Namun senyumnya seketika luntur ketika nama Felix dipanggil dan membuat pemuda itu berbalik dan menghilang dari pandangan.

Hyunjin mau menangis rasanya.

"Fel, Felix, liat gue. Turun lix, plis turun" pinta pemuda Hwang.

"apa hyunjin? Ada mama, main nya besok aja ya" Suara Felix menyahut dari lantai atas. Dan visualnya kembali Nampak.

Namun tidak sendirian.

Tangan putih pucat memeluknya dari belakang.

Hyunjin menggeleng ngeri. Kepalanya bekerja keras mencari alasan yang tepat agar temannya mau turun.

"gue mau bilang sesuatu"

"Besok aja Hyunjin, ada mam-

"tentang chaewon, fel!" potong Hyunjin.

Diatas sana Felix terdiam.

"Penting"

Felix kemudian menyentuh tangan yang memeluk kedua bahunya. Entah apa yang Felix katakan kepada wanita yang ia sebut mama itu.

Tidak sabar, Hyunjin melangkah maju. Namun langkahnya sontak berhenti pada anak tangga pertama. Sosok dibelakang Felix menatap tajam kearahnya dengan wajah yang luar biasa hancur.

Hyunjin beringsut mundur.

"Felix, plis. Demi Chaewon"

Kedua tangan yang melingkar menyentuh bahu Felix dilepaskan. Dan kedua tungkai Felix melangkah menuruni tangga.

Hyunjin masih menunggu.

Hingga Felix sampai pada anak tangga terakhir, Hyunjin maju dan mendekatkan bibirnya pada telinga pemuda itu.

"apapun yang terjadi, lo harus keluar dari sini. Jangan noleh kebelakang" bisiknya pelan.

Belum sempat ia bertanya maksudnya, kedua tangannya sudah ditarik. Tubuhnya secara otomatis bergerak mengikuti pemuda didepannya.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang