19

1.4K 238 13
                                    

"Ngapain kamu?"

Hyunjin segera berbalik dan setengah membanting pintu dibelakangnya.

"Ga-gak ngapa-ngapain pa"

Papa menatap Hyunjin dengan pandangan curiga.

"Gausah aneh-aneh, cepetan tidur!"

Hyunjin mengangguk patuh dan berjalan meninggalkan dapur.

Ia berusaha tetap tenang meski sebenarnya jantungnya berdetak tidak karuan. Seingatnya, dirumah ini tidak ada sosok itu sebelumnya. Sosok putih itu membuatnya takut, tapi juga penasaran disaat yang bersamaan.

Tanpa sadar Hyunjin telah berdiri didepan pintu kamarnya. Ia pun segera masuk dan berbaring diranjang. Matanya menerawang langit-langit kamar.

Putih.

Hyunjin semakin tidak bisa tidur.

👀

"Belum bisa berangkat sekolah?"

Hyunjin melempar senyum pada Yeji yang baru bergabung dimeja makan.

"Masih sakit? Bukannya harus ke RS lagi ya buat lepas jahitan?" Tangannya terulur sentuh pelipis Hyunjin.

"Nanti, cepetan sarapan dulu" Mama menginterupsi.

2 piring nasi goreng, segelas susu cokelat dan secangkir teh diletakkan didepan kembar Hwang.

Keempatnya memulai sarapan dengan khidmat. Atau mungkin, tidak? Berkali-kali Yeji mendapati kembarannya itu melirik kearah mama dan papa.

"Hari ini papa sama mama ke sekolah buat ngurus cuti sekolah kamu" ucap papa tiba-tiba.

Gerakan tangan Hyunjin berhenti diudara.

"Hyunjin gamau, pa-

Prang!

Papa melempar sendoknya.

Sementara yang dilempar hanya diam ditempatnya.

Cuti?

Yeji ingin menangis rasanya.

"Hyunjin bisa terapi sambil lanjut sekolah pa, kenapa harus berhenti?" bela Yeji.

"Gak bisa! Gimana kalau orang lain tau dia gila?!" Papa berdiri sambil menunjuk Hyunjin tepat di muka.

"AKU GAK GILA!"

"HYUNJIN!"

"APA?!"

Kursi Hyunjin terdorong kebelakang ketika dia tiba-tiba berdiri.

"Jin, udah" Yeji menarik tangan kembarannya untuk kembali duduk.

"Ini buat kebaikan kamu, sayang" Ucap mama sambil tepuk bahu Hyunjin pelan.

Pemuda itu diam. Merasakan pening yang menyerang kepalanya.

Papa beranjak meraih kunci mobil diatas meja sambil beranjak keluar rumah, diikuti mama.

"Jin-

"Berangkat, ji. Nanti lo telat"

Dengan langkah ragu Yeji melangkah keluar rumah. Meninggalkan adiknya yang masih berdiri sambil memijit kening.

Masih pagi.

Namun baik suasana rumah dan hatinya sudah berantakan.

👀

"nyonya!"

Hyunjin memutar kepalanya. Sosok yang tak asing berdiri sekitar 5 meter didepannya.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang