16

1.4K 239 6
                                    

"Kamu gaperlu takut, Hyunjin"

Hyunjin membuka kedua kelopak matanya. Sinar matahari pagi yang hangat menyapanya.

"Nenek?" Siluet seseorang berdiri disamping jendela

Ini, kamarnya waktu tinggal bersama nenek dulu. Siluet itu mendekat. Menciptakan gambaran sosok wanita berwajah tegas yang dirindukannya.

Beliau tersenyum. Menampakkan kerutan disetiap sisi wajahnya.

Nenek membelai suarai pemuda dihapadannya kini. Tatapannya menyayu.

"Jalan hidup kamu tidak mudah, nak"

Hyunjin memejamkan matanya. Dia sadar kalau semua ini hanyalah mimpi. Tapi Hyunjin mana peduli.

Mimpi atau kenyataan, hidupnya selalu dipenuhi hal yang tidak masuk akal.

"Sekarang bangun, banyak yang menunggu kamu" Ucap sang nenek sambil menarik tubuh Hyunjin hingga terduduk.

Hyunjin membuka kedua kelopak matanya, bersamaan dengan bayangan nenek yang tidak berhasil digenggamnya.

Hyunjin membuka kedua kelopak matanya, bersamaan dengan bayangan nenek yang tidak berhasil digenggamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👀

"jin?" Suara Yeji adalah yang pertama didengarnya.

Kelopak mata mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahanya yang diterima netranya.

Tenggorokannya kering dan kepalanya luar biasa pening.

"kenapa? Ada yang sakit?" Yeji kembali bertanya dengan nada khawatir.

"A-air" ucapnya pelan. Yeji segera meraih air mineral disamping nakas,membuka tutupnya dan memasukkan sedotan agar Hyunjin lebih mudah untuk minum.

"Udah?"

Hyunjin mengangguk pelan.

"lo gapapa?" Tanya Yeji sekali lagi.

Hyunjin tersenyum tipis sebagai jawaban.

Disudut ruangan tempatnya dirawat itu terlihat seorang gadis yang tengah tertidur di sofa.

Yeji diam-diam mengikuti arah pandangan Hyunjin.

"Dia nangisin lo sejak sore tadi, gamau pulang nungguin lo bangun. Eh sekarang malah ketiduran" Yeji menginterupsi.

"Dia gapapa?" tanya Hyunjin pelan.

"Cuma lecet dikit ditangan, itu pun udah diobatin. Ryujin baik-baik aja" jawab sang kakak.

Hyunjin tersenyum, sedikit lega mendengarnya.

Hening.

Hyunjin kembali memejamkan mata merasakan pening yang kembali menyerang kepalanya.

"Hyunjin"

'"hm?"

Setetes air mata jatuh diatas punggung tangannya. Hyunjin segera membuka matanya.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang