12

1.6K 255 10
                                    

"JI! YEJI!" Mama mengguncang tubuh Yeji dengan panik.

Bukan tanpa alasan, pukul 10 malam tiba-tiba si sulung yang sedang sakit itu berteriak-teriak dalam tidurnya.

Saking keras teriakannya, mama dan papa yang tengah beristirahat di lantai satu langsung menghampiri kamar Yeji, sementara si bungsu tidak kalah paniknya.

"YEJI!!" sebuah tamparan yang cukup keras berhasil membungkam mulut si sulung.

Mata gadis itu membuka sempurna, didapatinya anggota keluarga yang tengah memandangnya dengan raut bingung bercampur takut.

Segelas air diangsurkan oleh si bungsu.

Kemudian ditegak hingga bersisa setengah.

"Kamu kenapa, nak?" mama memeluk si sulung.

Yeji masih diam dengan sebulir keringat menuruni pelipisnya.

Nafasnya masih terengah.

Papa ikut duduk ditepi kasur sembari mengelus surai Yeji pelan.

Hening.

Butuh sekitar 5 menit bagi Yeji untuk menenangkan dirinya.

"Yeji gapapa ma, pa. Maaf teriak malem-malem" ucapnya setelah berhasil menguasai diri.

"Beneran gapapa?" Tanya Mama.

Yeji mengangguk pelan.

Kemudian tersenyum tipis ketika keduanya meninggalkan kamar.

Pintu berderit tertutup.

Kini netranya beralih pada Hyunjin yang masih berdiri disamping nakas.

Yeji menepuk space disampingnya, meminta sang adik untuk duduk disampingnya.

"Lo kenapa?" Hyunjin buka suara.

"Gue mimpi-" Ada jeda sebelum Yeji melanjutkan.

"Gue mimpi kita diganggu sama makhluk, serem jin"

Hyunjin diam menyimak.

"apa lo selalu liat yang kaya gitu?"

Hyunjin menggaruk tengkuknya, bingung menanggapi bagaimana.

"Apa lo gatakut?"

Hyunjin menggeleng.

"17 tahun gue hidup kaya gini ji, gue gapunya alasan buat takut"

"Mereka serem jin,,"

"seserem itu sampe lo nangis?"

Yeji mengusap matanya yang basah.

"serem banget, kaya monster!"

Hyunjin tertawa.

"Yeji, monster itu gaada. Dan yang lo lihat itu cuma mimpi, mimpi itu gak nyata"

Yeji mengusap wajahnya kasar.

"hei hei" Hyunjin menahan kedua lengan kurus Yeji.

"mending sekarang cuci muka, sekalian wudhu"

Yang lebih tua mengangguk mengiyakan dan beranjak turun dari kasur.

Sepeninggalan Yeji, Hyunjin mengambil gelas dengan sisa air didalamnya dan mendekatkan pada bibirnya, kemudian ia menggumamkan sesuatu.

Matanya tidak lepas dari bayangan-banyangan hitam dilangit-langit kamar Yeji. Pemuda itu kemudian berdiri diatas kasur.

Dalam hitungan detik air itu sudah menyentuh atap-atap kamar Yeji dan turun lagi membasahi selimut dan sprei putih milik kakaknya.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang