32

1.3K 206 19
                                    

Sore kalian,,
Minggu ini aku bakal namatin book ini
Kok tiba-tiba? Iya. Iya aja pokoknya.

So, Happy reading✨

👀

"Ji"

Yeji yang tengah meringkuk di dalam gelap mulai mengangkat wajahnya pelan.

"yeji"

Ia berusaha mencari sumber suara.

"Yeji gue disini"

Yeji menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Hyunjin!"

Yeji segera berdiri dan memeluk tubuh adik kesayangannya itu.

"Belum waktunya lo disini, lo harus balik ji"

Yeji mengusap air mata dipipinya.

"Gue takut jin"

Hyunjin memandang kakak kembarnya itu.

"Don't"

"jangan takut, gue disini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jangan takut, gue disini"


👀

Minho berjalan lunglai keluar dari kantor polisi.

Jawaban yang ia dapat masih sama.

Mereka belum mendapat informasi apapun mengenai hilangnya Yeji, adiknya.

Sudah hampir seminggu sejak ia mendapat kabar bahwa adiknya itu hilang.

Warga di desa bahkan sudah mengadakan sholat ghaib untuk mengantar Yeji.

Padahal siapa yang bisa memastikan adiknya itu sudah meninggal? Minho yakin. Tidak, ia sangat yakin bahwa Yeji masih hidup.

"Gimana ho?"

Lamunan Minho buyar oleh pertanyaan yang diajukan oleh temannya yang sudah duduk diatas motor sambil mengulurkan sebuah helm padanya.

"Belum ada perkembangan" jawab Minho seadanya.

"Mau langsung balik apa mampir dulu?" teman Minho itu kembali bertanya.

"Anterin gue ke desa aja bin"

Yang dipanggil bin hanya mengangguk maklum sambil menstater motornya.

Minho naik dijok belakang dan keduanya mulai meninggalkan halaman kantor polisi.


👀

Yeji merasakan rusuk nya begitu sakit ketika ia bangun. Ingin berteriak tapi tidak ada suara yang keluar.

Gadis itu akhirnya hanya diam sambil menatap kelangit-langit ruangan.

Sebuah suara langkah kaki mendekat, membuat Yeji kembali memejamkan matanya.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang