4

2.3K 305 1
                                    

'Hwang Hyunjin!'

Hyunjin membuka matanya.

Dengan malas ia menyeret kaki nya kebawah.

'jangan teriak-teriak ji'

'Gue sudah pulang jin, lo nungguin kan?'

Hyunjin menggeleng cepat.

'Hei hei, gausah bohong'

'Siapa yang bersama mu ini, ji?'

Atensinya beralih pada pemuda yang berdiri disebelah Yeji.

'Ini Felix, tetangga kita sekaligus calon teman sekelasmu'

'Hallo, gue Lee Felix. Gue denger lo lagi sakit? Udah sembuh?'

'dimana rumahmu?'

'Bukan begitu cara berkenalan Hwang hyunjin. Sebutkan nama mu, ajak dia salaman, jawab pertanyaannya, baru kamu boleh balik bertanya' Tegur Yeji.

Hyunjin menggaruk tengkuknya, kikuk.

'Hyunjin' Dia menjulurkan tangannya.

'Felix' Pemuda di depannya ini menjabat tangannya.

'gue udah sembuh' tambahnya.

Felix tersenyum simpul.

'dimana rumahmu?'

Felix menunjuk keluar.

'Diseberang rumahmu' Jawab Felix.

Hyunjin membentuk 'oh' dengan mulutnya.

'Oke, kalian ngobrol aja dulu disini. Gue tinggal keatas dulu, ya' pamit Yeji.

Tanpa menunggu jawaban dari keduanya, Yeji sudah beranjak naik ke kamarnya.

'Boleh duduk?' Felix nyengir.

Hyunjin mengangguk.

'Kita bakal sekelas?'

'Ya, awalnya tadi gue seneng banget ada anak baru, tapi ternyata dia malah gk masuk. Lo sakit apa?' tanya Felix.

'Cuma pusing' jawab Hyunjin singkat.

Keduanya diam. Rupanya Felix merasa sedikit canggung.

'Ehm, gue pulang dulu ya. Besok-besok kalau udah sehat mampir kerumah ya' pamit Felix.

'iya'Hyunjin mengantar Felix kedepan.

Felix terus melambai kearah Hyunjin.

Hyunjin diam-diam tersenyum. Akankah Felix mau jadi temannya?

Tak lama Felix pun sudah masuk ke dalam rumahnya, begitu juga Hyunjin.

Hampir pukul 4. Yeji tidak ada dikamarnya. Mungkin sedang mandi. Hyunjin mendengar suara dari kamar mandi ketika berjalan ke kamarnya tadi.

Tingg

Hyunjin meraih HP yang hampir seharian tidak disentuhnya itu.

Sebuah pesan masuk membuat kening Hyunjin berkerut.

+62××××××××

Aku Han
Kau tak lupa padaku, kan?

Hyunjin langsung menghubungi nomer tersebut.

Nada sambung terdengar selama beberapa detik.

Hyunjin merebahkan dirinya diranjang.

'Halo?' Seruan diseberang sana membuat senyuman Hyunjin seketika terukir diwajah tampannya.

'Han? Aku Hyunjin'

'Aku tau, bodoh'

Hyunjin mendecih sebal.

'Kenapa?' Nada suara diseberang sana sedikit direndahkan.

'Baru saja seseorang kerumah. Teman sekelasku'

'Hei Hwang Hyunjin! Kalau kau memang mau pamer, akan kututup telepon ini!' Ancam pemuda Han.

Hyunjin terkekeh.

'Lalu? Apa yang dia katakan? Dia tidak menganggapmu aneh, kan?'

Mata Hyunjin menerawang langit-langit kamarnya.

'entahlah, Han'

'Dasar Hwang Hyunjin menyebalkan! Dimanapun kamu, selalu bisa membuatku khawatir. Carilah teman, aku tidak mau tahu'

'Bagaimana denganmu?'

'Aku punya si idiot Hyunjin sebagai temanku'

Hyunjin tertawa. Satu hal yang memberatkannya untuk pindah kemari adalah satu-satunya orang yang dekat dengannya, sahabatnya. Han Jisung.

'Hei, apa pun yang terjadi, jangan sampai lupa padaku' Ada ketulusan disetiap kata yang diucapkannya.

Hyunjin diam-diam mengangguk.

Panggilan berakhir.




Hyunjin kembali merasa kosong.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang