35 (Epilog)

2.4K 248 51
                                    

"Ngomong-ngomong kita belum berkenalan secara formal kan, sam?"

"Kamu benar"

Hyunjin menyodorkan tangan kanannya.

"Hwang Hyunjin"

Sam tertawa kecil sebelum menjabat tangan Hyunjin.

"Sam"

"Hanya Sam?"

"Aku benci nama keluarga ku Jin. Aku benci terlahir dikeluarga itu"

"Aku paham"

"Andaikan kita bisa terlahir sebagai saudara, jin"

"Tidak perlu menunggu terlahir kembali sam. Saudara bukan hanya orang dengan hubungan darah, bukan begitu?"

"Kau mau jadi saudaraku?"

"Tentu saja. Kenapa tidak, Sam Hwang?"

Sam terdiam

"Itu bagus, Sam Hwang"

Keduanya tertawa.

"Sam"

Hyunjin memanggil Sam diakhir tawanya.

"Aku tidak punya banyak waktu"

"Jangan berlagak jadi Tuhan yang tahu kapan kamu akan mati, Hyunjin"

Hyunjin kembali tertawa.

Namun selanjutkan pemuda itu melanjutkan dengan nada serius.

"Kalau aku pergi, bisakah kamu melanjutkan tugasku?"

"Tugas apa?"

"Memisahkan dia dari temanku"

Sam berdiri dengan senyum sempurna hilang dari wajahnya.

Sosok yang dicarinya selama ratusan tahun,

Kini berada tepat didepannya.

"Takdir kita benar-benar terhubung, Hwang. Kupastikan dia melepaskan temanmu"

Hyunjin tersenyum lega.

Jam dinding berdenting sebelas kali.

Dan Hyunjin benar-benar siap untuk pergi.

👀

Byurrrrrr

Terperanjat, seluruh wajah dan kaos bagian atasnya sempurna basah.

Hyunjin mengaduh panjang.

"ANJING!"

"MULUT!!"

Botol minyak angin mendarat tepat dikepalanya.

Hyunjin mengerjap.

Memandangi Yeji yang berkacak pinggang didepannya.

"AKHIRNYA BANGUN JUGA, GUE KIRA MATI GARA-GARA PINGSAN SEHARIAN!"

Hah?

Ini di-

Surga?

Tidak tidak!

Kenapa disurga ada si gadis gila.

"Lo-lo Yeji kan?"

Plak!

Yeji menampar pipi kiri Hyunjin keras, berharap pemuda itu segera sadar.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang