17

1.4K 231 6
                                    

"Kita mau kemana, ma?"

Pukul 9 tepat.

Hyunjin berada dalam taxi online bersama sang Mama.

Entah apa yang terjadi. Mama yang sebelumnya sudah berangkat ke toko bersama sang papa dan Yeji tiba-tiba kembali kerumah dan meminta Hyunjin bersiap keluar bersamanya.

"Ma?"

"Nanti kamu tahu sendiri, Hyunjin" Ucap sang Mama dari bangku depan.

Hyunjin kembali merapatkan bibir. Punggungnya disandarkan dengan nyaman dan pandangannya mengarah keluar jendela.

Dingin.

1,5 jam perjalanan dari rumah, taxi perlahan memasuki halaman rumah di wilayah yang cukup sepi.

1,5 jam perjalanan dari rumah, taxi perlahan memasuki halaman rumah di wilayah yang cukup sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mama terlihat sedang menyelesaikan proses transaksi. Keduanya segera keluar setelah mengucapkan terima kasih.

"Ayo" Mama menggamit lengan putra bungsunya dan menariknya menuju pintu kayu dengan cat putih bersih.

Mama mengetuk pintu satu kali.

Hyunjin melirik kesamping kanan dan kiri. Banyak sosok yang mendekat menyadari kehadirannya dan sang Mama disana.

Pintu berderit terbuka membuat Hyunjin kembali meluruskan kepalanya.

"Oh! Aku kira kesini sore" Wanita seumuran mamanya terlhat diambang pintu. Mama tersenyum dan terlihat cipika-cipiki dengan wanita didepannya itu. Hyunjin hanya memperhatikan dari belakang.

"Ini anak ku, yang kuceritakan ditelfon tadi pagi" Ucap Mama sambil bergeser kesamping.

Menyadari dirinya kini menjadi pusat perhatian kedua wanita itu, Hyunjin segera melangkah maju.

"Saya Hyunjin, ta-tante"

Ucapnya sedikit terbata sambil menyalimi tangan wanita yang kini menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Ayo masuk" Wanita yang masih menggenggam tangan Hyunjin sedikit menarik pemuda itu untuk masuk, diikuti Mama sebelum menutup pintu dibelakangnya.

Wangi.

Satu kata yang terlintas dibenak Hyunjin ketika duduk disofa. Oh, pantas saja.

Beberapa lilin aroma terapi terlihat disepanjang papan gantung dibelakangnya.

"Jangan anggep mama jahat ya, jin" Mama yang semula bungkam tiba-tiba mengeluarkan pernyataan yang sukses membuat si pemuda mengernyit bingung.

"Gak akan pernah, ma" Jawab Hyunjin.

"Nak, masuk"

Sebuah suara menginterupsi.

Wanita yang tadi berdiri didepan ruangan sambil membuat gesture mendekat untuk Hyunjin.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang