11

1.7K 254 8
                                    

"masuk!"

Yeji yang terlihat masih agak pucat dengan balutan piyama biru tua itu memandang galak kedua anak adam yang tengah berdiri didepan pintu rumahnya.

Iya kalau mereka mengetuk pintu dengan sopan, dua pemuda itu justru menggedor-gedor pintu depan sambil berteriak 'Hyunjin tolonggg!'

Kaya gapunya tetangga aja!

Dengan wajah tanpa dosa Felix dan Seungmin masuk dan duduk diruang tamu, sedangkan Yeji langsung naik kelantai 2.

Tak berselang lama turunlah Hyunjin yang sudah rapi dengan setelan training dan sepatu.

Wajahnya terlihat sedikit kesal, mungkin dimarahi Yeji?

"ngapain sih pake teriak-teriak?"

Nah, kan?

"felix nih, tiba-tiba lari keluar kamar sambil teriak-teriak! Siapa yang gak ikut panik ?!" Lapor Seungmin.

Felix yang kini ditatap sebal oleh dua temannya itu tidak menggubris dan justru tersenyum bego.

Hyunjin menghela nafas kasar.

"iya iya maaf!" Felix akhirnya bersuara.

"Udah-udah, ayo katanya mau lari pagi?" Seungmin menengahi.

Tanpa mengatakan apapun Hyunjin berjalan melewati keduanya.

"Jin!" Teriak Felix sambil berlari menyusul Hyunjin, diikuti Seungmin.

👀

Jika kalian membayangkan lari pagi yang damai maka kalian salah besar. Sejak keluar dari rumah, Hyunjin berlari menghindari kedua temannya itu. Sehingga acara lari pagi ini lebih cocok disebut kejar-kejaran.

Hampir 2 kali mereka mengitari kompleks perumahan hingga Hyunjin memilih memperlambat tempo larinya dan berjongkok.

"Lo ngapain sih jin?" Felix terengah-engah didepan pemuda yang tengah mengikat tali sepatu nya.

"kalian boleh lari pagi, tapi jangan deket-deket gue" Jawab pemuda Hwang dengan santai.

Felix dan Seungmin langsung memasang wajah heran.

Hyunjin berdiri.

"Kenapa?" Seungmin buka suara.

"kalian malu-maluin" sahut Hyunjin sambil berlari menjauh.

Hening.

Hening.

Felix dan seungmin memandang satu sama.

Hening

Masih hening




"LO KENAPA MASIH PAKE PIYAMA PINTERRRR????"




Seungmin sweatdrop.

"NGACA GOBLOKKK!"

👀

Banyak yang bilang, orang yang lagi sakit itu jadi lebih "sensitive"

Dan Yeji ingin membenarkan kalimat itu.

Suhu badannya yang kembali naik selepas ashar tadi membuat gadis bermata tajam itu harus mendekam di dalam kamar seharian.

Padahal sekarang sedang akhir pekan.

Bip

Bohlam lampu ditengah kamarnya kembali berkedip.

Gadis itu menghela nafas kasar.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang