24

1.3K 206 29
                                    

Tangan gatel pengen update, maafkan :(

Happy reading []

👀



Day2
Hyunjin berkeringat dingin. Tubuhnya lemas bukan main. Entah jenis obat antipsikotik apa dan berapa dosis yang diberikan Irene padanya, ia merasa akan mati saat itu juga.


"Kenapa, Hyunjin? Kamu masih melihat mereka, hmm?"

Irene duduk dikursi didepannya dengan senyuman diwajahnya.

Hyunjin menggeleng lemah.

Antara sadar dan tidak ia merasakan Irene mengelus rambutnya pelan sambil menyanyikan lagu pengantar tidur.

Matahari bersinar dengan cerah diluar. Namun Hyunjin sudah dipaksa untuk kembali terlelap.





Pusing. Kepala Hyunjin serasa ditusuk dengan jutaan paku saat ia bangun.

Gelap, hanya ada cahaya bulan dari luar yang menelusup masuk lewat jendela yang dibuka lebar-lebar dan teralis terpasang diantaranya.

Ia berada di,

Kamar?

Hyunjin tidak yakin.

Tapi ruangan kamar dan gelap bukanlah kombinasi yang cocok dirumah ini.

Ia takut-takut melihat kearah langit-langit kamar.

Kosong.

Kreeeeek krek kreeeeek

Hyunjin memejamkan matanya erat-erat. Dia mengenal suara itu.

Kreeeeeeeeeeeeeeek

Hyunjin merapalkan do'a dalam hatinya.

Hening.

Hyunjin membuka matanya.

Sosok mirip laba-laba tepat berada diatasnya.

👀

Day3

"BUKA MULUT"

Hyunjin menutup bibirnya rapat-rapat.

Kedua tangan dan kakinya diikat disisi ranjang.

Membuat pemuda itu tidur telentang dengan irene yang duduk disamping kepalanya.

Wanita itu melotot tajam kearah Hyunjin dan menjejalkan obat-obatan kedalam mulut Hyunjin secara paksa.

Hyunjin melepehkannya.

Plakk

Irene menampar pipi kiri pemuda itu.

"TELAN"

Obat-obatan kembali dijejalkan.

Hyunjin hanya bisa pasrah ketika segelas air seperti ditumpahkan kedalam mulutnya. Membuat pemuda itu tersedak tidak karuan.

Tenggorokannya perih, demi Tuhan.

Irene tersenyum puas ketika obat-obat yang ia maksud ikut terlelan.

"Anak baik, sampai ketemu besok pagi"

Kalimat terakhir yang Hyunjin dengar sebelum ia kembali tertidur dipagi hari.

👀

Day4

Hyunjin berpura-pura menutup matanya ketika mendengar suara langkah mendekat.

PARESTHESIA ●HwangHyunjin●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang