🤝🏻 New Friend

3.7K 312 21
                                    

Jeno dan Sejin berjalan menelusuri lorong di kampus besarnya ini, Sejin terlihat menunduk sambil memeluk lengan Jeno karena takut.

Sesekali ia memegang perutnya untuk menutupi.

"Gapapa sayang, nggak ada yang bisa ganggu kamu lagi mulai sekarang yaa" Jeno mengangkat wajah Sejin, lalu tersenyum untuk memberikan kekuatan pada istri cantiknya.

"Ihh Jeno aku malu diliatin banyak orang" Sejin makin menunduk— tidak untuk ketakutan kali ini, bahkan semburat merah sangat terlihat jelas di pipinya.

"Nah gitu dong, mama Sejin hehe"

"Mama? Kalo gitu kamu papa Jeno"

Bukan untuk kuliah kali ini Sejin datang ke kampus, tetapi untuk mengundurkan diri, ia memutuskan untuk melanjutkan kuliah setelah melahirkan nanti.

Papa mama dari kedua belah pihak juga telah setuju dengan itu, tetapi Jeno harus tetap terlebih dahulu kuliah.

"Nah, sekarang surat-suratnya udah beres, kita makan di kantin gedung fakultas aku aja ya, disana sehat-sehat makannya" ajak Jeno yang hanya dianggukkan Sejin.

Disana sangat ramai, terlebih maba, mereka sangat polos-polos hingga hanya kantin tempat tujuan mereka untuk berkumpul.

Tak ada tempat duduk, Jeno melirik ke arah 2 orang laki-laki yang tak asing sepertinya.

Salah satunya menoleh ke arah Jeno, ia melambaikan tangan pada Jeno sambil wajahnya masih datar tak tersenyum.

Jeno mengajak Sejin menghampiri mereka.

"Halo, nama gue Renjun ini temen gue Chenle" ucap anak yang tadi melambaikan tangan.

Yang bernama Chenle hanya berdehem, mengangguk, lalu tersenyum.

"Iya halo, nama gue Lee Jeno ini—"



















"Ihh Renjun kamu ganteng banget sih, boleh duduk sebelah kamu ngga? Hehe" sahut Sejin sambil menyodorkan tangannya bermaksud ingin bersalaman dengan Renjun.

"Ihh Renjun kamu ganteng banget sih, boleh duduk sebelah kamu ngga? Hehe" sahut Sejin sambil menyodorkan tangannya bermaksud ingin bersalaman dengan Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat ekspresi Renjun yang begitu, Jeno yang takut salah paham segera meraih tangan Sejin.

Terlihatlah di mata Renjun perut buncit Sejin, lalu ia menatap Jeno tak percaya.

'Jadi bener yang di omongin anak-anak seantero kampus?' batin Renjun.

Kemudian ia tersenyum. "Iya boleh kok, Sejin, sini duduk sebelah aku" ucap Renjun ramah.

Jeno menghela nafas lega, kemudian ia ikut duduk di hadapan Sejin, di sebelah Chenle.

"Sejin istri Jeno?" tanya Chenle sambil tersenyum ramah pula.

"Iya, Sejin istri Jeno, Jeno suami Sejin, ini baby kita berdua" ucapnya polos sambil mengusap perutnya.

Jeno hanya bisa menyengir ke arah kedua teman barunya.

Pernikahan Dini; Lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang