"Dimana ini?"
Sejin menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang untuk ditanyai. Namun tidak ada orang satu pun disana.
"Sejin, kamu lelah bukan?"
"S—sejin capek, tapi Sejin kuat kalo lihat papa, mama, Jaemin, Jisung sama Jeno—"
Seketika Sejin berlari. "Jeno! Jeno! Dimana kamu sayang?!"
"Kamu sudah menyelamatkan bayimu, Sejin, ku pikir kamu lelah jadi kubawa kamu kemari"
"Hiks... Sejin mau ketemu dede bayi, mau ketemu Jeno juga hiks..."
"Ini sudah kehendak yang maha kuasa Sejin, berjalanlah lurus terus, kamu tidak akan lelah lagi"
Sejin menurutinya, ia berjalan lurus.
"Sejin... Bagun sayang, aku kangen, bangun Sejin"
Suara lain terdengar di belakang Sejin, Sejin menoleh, "Jeno???"
"Sejin, jangan hiraukan suara itu, ikuti kata hatimu"
Sejin kembali berjalan lurus.
"Dede bayi haus, dia nunggu kamu, kenapa kamu belum bangun juga sayang? Kamu masih capek? Ayo bangun Sejin sayang..."
Sejin tidak bisa melanjutkannya, ia berbalik arah, kemudian berlari mengejar suara Jeno.
***
Jeno menciumi punggung tangan Sejin, menggenggam erat agar istrinya segera bangun, walaupun ia sedikit tidak yakin.
Sudah 7 jam ia menunggu, bahkan sampai tidak tidur semalaman, tapi Sejin belum juga bangun.
07.20
Jaemin datang ke ruangan bersama seorang perawat.
"Selamat pagi" ia menyapa Jeno, kemudian melirik Jisung dan Jaehyun yang masih tidur disana.
Ia melihat layar monitor, "tekanan darah normal, nadi normal, pernafasan normal, ini baik hanya menunggu saja"
"Tapi, kenapa udah 7 jam belum bangun?"
"Susah buat pasien yang abis operasi sadar tepat pada waktu yang sudah diperkirakan, Jen"
Jeno menangis, "tolongin Sejin, please Jaem, gue kangen, anak gue butuh Sejin"
"Gue pun juga Jen, apa daya? Ini semua juga tergantung usaha Sejin untuk melawannya"
Jeno hanya bisa menangis dan menangis saat ini. Jaemin menepuk bahu Jeno lalu pergi dari sana.
Tiba-tiba Jeno merasakan tangannya dipegang, ia menoleh.
"S—sejin?! Sayang?" Jeno mendekat ke wajah sang istri.
"A—akhh..." Sejin merintih.
Jeno bahagia, ia bisa mendengar suara Sejin lagi, ia segera menekan tombol untuk memanggil dokter.
"Sakit sayang? Yang mana yang sakit hm? Sejin..." Jeno menciumi kening, pipi dan bibir Sejin.
Sejin mulai membuka matanya, kabur pemandangan di depannya saat ini, namun setelah itu jelas sudah wajah Jeno di depannya ini.
Jeno mengusap kepalanya dengan sayang.
Lalu dokter Doyoung bersama Jaemin datang.
"Selamat pagi, halo Sejin?" sapa dokter Doyoung.
"Pagi, dok" jawab Jeno mewakili Sejin.
"Coba ikuti arah jari saya"
Sejin menurutinya. "Bagus, sekarang coba angkat tangan kamu"
Sejin mengangkat tangannya"
Lalu dokter Doyoung tersenyum.
"Semua sudah bagus, tinggal proses pemulihan operasi dan rahimnya"
"Terimakasih, dok" ucap Jeno.
Sebelum pergi, Jaemin melempar senyum pada Sejin, kemudian mencium kening sang adik dengan penuh sayang.
"M—makasih, Jaemin" ucap Sejin membuat Jeno dan Jaemin tersenyum bahagia mendengarnya.
***
Jeno menyuapi Sejin, lalu memandikan Sejin dan mengganti baju Sejin, sungguh seorang suami idaman Lee Jeno saat ini.
"Masih sakit sayang?"
Sejin mengangguk, "sakit sekali perut Sejin, Jen"
Jeno mengusap perutnya, lalu menciumnya "udah ngga sakit lagi abis ini"
Sejin tersenyum, lalu mengangguk. "Jeno ih Sejin kan malu"
"Malu kenapa hm? Gak ada yang lihat"
"Ekhem!" Jisung mengkode.
"Uhuk! Sebagai saudara yang tak dianggap aku hanya bisa mencoba mengalah~" Jaehyun yang lagi makan tiba-tiba nyanyi.
Jeno hanya melirik tak peduli, sedangkan Sejin sudah tertawa mendengar nyanyian Jaehyun.
"Bang Jaehyun suaranya merdu deh, coba ikutan audisi jadi boyband sana"
"Kaga ah, gue gak mau jadi banyak fans, gini doang aja fans gue dah banya gimana kalo jadi boyb— hmmp" Jisung nyumpel mulut Jaehyun pake kimbap.
Jeno geleng-geleng aja.
Tiba-tiba Sejin teringat sesuatu, ia mengusap perutnya.
"J—jeno, dimana dede bayi? Sejin mau lihat, Sejin mau gendong"
Jeno tersenyum lagi, "kamu udah mau ketemu hm? Dede pasti juga kangen sama kamu"
Sejin mengangguk antusias.
"Aku jemput dulu dede, kamu tunggu sebentar ya" lalu Jeno pergi ke ruang bayi, membawa sang anak ke ruangan istrinya.
"Uluhh... Ayo ketemu mama, halo mama Sejin~"
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Sejin tersenyum, kemudian menggendong bayinya.
"Mau di kasih nama siapa hm?"
"Aku mau namanya singkatan dari nama kita"
"Hm? Siapa emangnya?"
"Lee Jino"
To be continued...
Halo, masih adakah yang menunggu story ini? Pasti gaada ya:"(
Makasih buat yang masih setia mengikuti story aku ini, kalyan luar biasahhhhh😄
Next?
![](https://img.wattpad.com/cover/196474978-288-k625098.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Dini; Lee jeno
Fanfiction❝Kamu mau tidur sama papa mama kamu? Kita kan udah nikah, sayang❞ -Lee Jeno Suami 19 tahun, istrinya 18 tahun, kebayang gak gimana rumah tangga lo nanti? Warning! 19+ [Lee Jeno x you] ©WinWA97