🥰 Berdua bersamamu

3.6K 249 6
                                    

2 bulan kemudian...

Sejin sudah bisa kembali beraktivitas seperti biasanya, namun Jeno tidak memperbolehkan istrinya kecapean, Sejin hanya perlu mengurus baby Jino dan— Jeno sendiri tentunya.

Hari ini adalah hari minggu, seperti biasa setiap hari minggu Jino akan di bawa mama Seulgi atau mama Irene, tergantung jadwal mereka agar tidak berebut.

Sejin sedang tiduran di sofa dengan kepala yang berbantal paha Jeno. Mereka berdua menonton televisi, namun tidak untuk Jeno, dia sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahnya.

"Jeno~ kenapa sih Sejin di cuekin mulu" Sejin memainkan jemarinya di dada Jeno.

Namun tidak membuat Jeno beralih perhatian ke arah Sejin.

"Sebel!"

Sejin terduduk, kemudian berjalan dengan menghentak-hentakkan kaki ke kamar.

Tapi Jeno yang peka segera berlari menghampiri Sejin dan langsung menggendong istrinya ala bridal.

"Aaaaa—!" teriak Sejin karena kaget.

Jeno tersenyum, kemudian mencium hidung Sejin, "istri aku gaboleh ngambekan ngerti?"

Sejin melingkarkan kedua tangannya ke leher Jeno, kemudian menatap lekat mata Jeno, begitu juga Jeno.














"Udah berapa bulan kita gak—"

Chup.

Sejin mencium bibir Jeno, memejamkan matanya lalu melumat bibir sang suami terlebih dahulu.

Jeno tak mau kalah, ia juga melumat bibir Sejin, membaringkan tubuh sang istri di atas kasur dan menindihnya.

"Buka sayang..."

"Nghh Jenohh... Geliiihh—"









***

Sore harinya setelah kegiatan panas mereka, Sejin segera mandi dan menyiapkan makan malam untuk Jeno.

Karena memang jika hari minggu assisten rumah tangga libur.

Jeno baru aja bangun dari tidurnya, dia masih mengumpulkan nyawa dengan duduk di sofa ruang tengah.

"Sejinnn sayangggg... Sini aku kangen!" teriaknya.

Sejin hanya tersenyum, "gamau ih nanti masakan aku gosong"

"Ohh jadi lebih penting masakan dari pada aku?"

"Iyalah, kalo gak makan nanti bisa meninggal kita!"

Jeno menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "iya juga sih" gumamnya.

Ting tong...

Tiba-tiba bel rumah berbunyi.

Sejin dan Jeno saling bertatapan.

"Iya sebentar!" teriak Sejin, kemudian keluar untuk membuka pintu.































"Iya sebentar!" teriak Sejin, kemudian keluar untuk membuka pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"K—kamuuu—"

Greb.

To be continued...

Prahara rumah tangga dimulai.

Next?

Pernikahan Dini; Lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang