Setelah tau Sejin muntah-muntah Jeno langsung suruh Sejin buat istirahat aja di kamar, sesekali Sejin nangis karena kepalanya pusing dan perutnya mual.
"Jeno! Aku mual tapi gak bisa muntah hiks..." rengeknya.
"Kamu masuk angin ya sayang? Aku beliin obat ya"
"Gak mau, aku ikutan"
"Kamu bobo aja disini"
Sejin cemberut, matanya menatap sang suami sengit.
"Ya udah aku minta tolong bibi aja"
Lalu Sejin tersenyum, ia menarik selimutnya lalu mengusap perutnya.
'Ini aneh, tapi kenapa ya?' batinnya sambil terus mengusap perutnya.
Tak lama kemudian bibi yang sering memasak untuk mereka datang dan membawa obat.
Jeno menerima obatnya "terimakasih ya bi—"
"Sejin hamil?" ucap bibi tiba-tiba membuat Jeno menatap bibi bingung.
"H—hamil?" Sejin juga terlihat bingung.
"Kenapa tidak coba panggil dokter?"
Jeno terlihat berfikir "tapi mana mungkin jadinya cepet banget, bi?"
"Itu bisa saja jadi dalam waktu 2 minggu di masa subur, apalagi kalian sering sekali melakukannya"
Seketika Jeno menatap bibi dengan tatapan malu, Sejin mah gak paham.
"Tidak masalah, saya sudah sering tau hal seperti kalian ini, hanya saja Sejin masih terlalu kecil"
Jeno nyengir "tapi kan baru pagi ini Sejin mual muntah, mungkin dia hanya kelelahan dan masuk angin, bi"
Bibi mengangguk "baiklah, kalau besok dia masih mual muntah sebaiknya kamu panggil dokter"
"Baik, terimakasih bi" kata Jeno lalu segera memberikan obatnya pada Sejin.
Malam harinya pukul 02.00 Sejin merasakan perutnya sangat sakit, ia mual.
"Huekk—" Sejin terduduk, membuat pelukan Jeno terlepas.
Sejin menahannya agar tidak muntah, ia menatap Jeno kemudian turun dari kasurnya menuju dapur.
Paginya Jeno menelepon papanya agar mempersiapkan penerbangan ke Korea dengan pesawat pribadi papanya karena semua orang di Korea sangat khawatir dengan keadaan Sejin.
***
—Spoiler—
"Ini adalah berita menggembirakan, hanya— dia masih terlalu kecil dan rahimnya belum siap seperti usia yang seharusnya"
"Maksud anda, dok?"
"Kehamilan ini sangat beresiko untuk Sejin"
"Kamu boleh kok kuliah jurusan kedokteran, tapi kamu harus rajin belajar lagi, dan kamu tau sendiri konsekuensinya"
"Iya, Jaemin ngerti pa, Jaemin makin minat di kedokteran karena keadaan Sejin sekarang"
"Halo, nama gue Renjun ini temen gue Chenle"
"Iya halo, nama gue Lee Jeno ini—"
"Ihh Renjun kamu ganteng banget sih, boleh duduk sebelah kamu ngga? Hehe"
"Jaemin, aku hamil"
"What?!"
"Kamu inget kan waktu itu?"
"Sorry, gue gak merasa hamilin lo"
"Gue punya bukti! Lo masih gak mau tanggung jawab ha?! Hiks..."
To be continued...
Ea ea ea ea skandal-skandal akan berdatangan di chapter-chapter berikutnya ehe.g
Maaf aku sibuk baru bisa update lagi, lagian siapa yang nungguin story ini? Gaada pasti yha:"
Aku bakalan lanjut kalo yang baca udah ada 1000 dan yang like seenggaknya ada 500an lah, intinya kalo rame dan pada minta sama story ini aku bakalan update cepet:"(
Terimakasih buat yang sampe detik ini masih mau mengikuti story saya yamg gaje ini wkwk
Makasih
—tertanda istri sah Lee Jeno—
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Idih siapa sih tuh cewe ngaku-ngaku jadi istri gue" —Jeno