Pernikahan Dini; Lee jeno

🙎🏼I'm sorry, girl

4 bulan kemudian.

Sudah 5 bulan usia kandungan Sejin, hari ini Sejin tiduran di sofa ruang tengah dengan posisi kepalanya di paha Jeno.

Di samping ada papa Sehun dan mama Seulgi sedang sibuk memilih mainan untuk calon cucu mereka melalui gambar di hp.

"Aw perut Sejin gerak-gerak nih" ucap Sejin sambil mengusap-usap perutnya.

"Wahh dede bayinya udah mulai sumpek di dalem sini" Jeno ikut mengusap perut sang istri.

"Tapi Sejin takut, Jeno" Sejin menatap mata Jeno sendu.

Jeno pun juga menatap Sejin dengan sendu, Jeno mulai takut karena 4 bulan lagi Sejin akan melahirkan.

"Sejin jangan takut ya, Sejin harus berjuang untuk bayi kita"

Sejin kedip-kedip polos, ia membayangkan bagaimana nanti ia akan melahirkan.

"Sejin— takut~" lalu Sejin memeluk perut Jeno, menyembunyikan wajahnya di perut sang suami.

Jeno mengusap surai kecokelatan Sejin, dengan menahan air matanya. Jeno tidak bisa menangis di depan Sejin, dia harus menguatkan istrinya.

Tok tok tok...

Sedang asik di ruang tengah, tiba-tiba ada tamu datang.

"Jaemin! Buka pintunya nak!" teriak mama Seulgi, Jaemin yang tadinya sedang main ps di kamar langsung bergegas membuka pintu.

"Loh? Jia?"

Semua yang ada di ruang tengah menoleh ke luar saat tau siapa yang datang bertamu.

Jaemin terlihat gugup, keringat dingin keluar dari pelipisnya. Terlebih saat papa Sehun mempersilahkan Jia masuk ke ruang tengah.

Seketika hening di antara Jaemin dan Jia, mereka saling melirik namun enggan untuk saling mengobrol.

Lalu Jia mengarahkan tatapannya pada papa Sehun dan mama Seulgi.

"Jaemin, aku hamil"

Ucapan yang terlontar dari mulut Kim Jia membuat semua orang yang berada disana shock.

"What?!" Jaemin melotot ke arah Jia, kemudian menatap gugup pada papa dan mamanya.

"Kamu inget kan waktu itu?"

Jaemin menggeleng, ia berdiri dari duduknya bermaksud ingin meninggalkan Jia. "Sorry, gue gak merasa hamilin lo"

Jia ikut berdiri, kemudian menarik pergelangan tangan Jaemin.

"Gue punya bukti! Lo masih gak mau tanggung jawab ha?! Hiks..." Jia menangis, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Yang lain belum berani untuk mengeluarkan suara, apalagi papa Sehun sebagai kepala keluarga disini.

Jaemin menarik nafas dalam, ia menghempaskan tangan Jia.

"Jaemin! Jangan kasar sama cewe yang lagi hamil" nasehat Jeno.

"Jangan ikut campur, Jen"

"Bukannya lo yang pertama kali naksir sama Jia?" Jeno berdiri, menatap Jaemin tak percaya.

"Jadi lo nuduh gue hamilin Jia? Gitu?!"

Jaemin mendorong tubuh Jeno dengan kasar, lalu tangannya ditepis oleh Jeno.

"Ihh Jaemin jangan kas—"

"Diem lo Sejin!" bentak Jaemin.

"Akh—" Sejin mengusap perutnya, ia kaget karena baru kali ini Jaemin membentak dengan nada yang dalam seperti itu.

"Berhenti kamu Jaemin!" ucap papa Sehun yang kini mulai berani mengeluarkan suara.

Papa Sehun mendekati Jaemin, menatap anak sulungnya tajam.

Plak!

"Papa! Papa apa-apaan sih, pa?!" mama Seulgi histeris.

"Papa gak pernah ngajarin kamu jadi laki-laki pengecut! Kamu harus tanggung jawab atas apa yang kamu lakukan! Dia hamil Jaemin, dia—"

"Cukup pa! Papa nggak ngerti! Papa salahin Jaemin juga?! Papa nuduh Jaemin?!" Jaemin tak kalah melotot ke arah papanya.

"Kamu bilang punya bukti? Mana buktinya?" tanya mama Seulgi pada Jia.

"Hiks... nghh sakit... p—papa m—mama..."

"S—sejin? Kamu kenapa? Tenang ya sayang, ayok kita masuk kamar" ajak Jeno.

Namun Sejin menolak.

Jaemin melirik Sejin was-was, Sejin menatap Jaemin dengan tatapan sedihnya.

"Sejin lihat waktu itu, Jaemin sama kak Jia tidur berdua gak pake baj—"

"Sejin!"

Plak!

To be continued...

Itu adalah konflik yang terjadi di keluarga Sejin, nanti bakalan ada juga kok di keluarga Jeno tunggu aja.g

Guys sekalian aku mau promosi ni, aku bikin story baru, ramein yuk:"

Warning! 21+ story ya guys🌚

Kalo banyak yang support aku bakal lanjut, kalo engga yaudah aku biarin aja, atau gak aku unpublish.

Tenang aja, story yang ini bakalan diutamakan kok:)

Next?