"Wahhh... baunya wangi banget, kok malem-malem masak sih?"
Jaemin menghentikan aktivitas, lalu menoleh sembari tersenyum.
"Minhee sakit, Bun. Katanya dia laper, yaudah Jaemin masakin." Jawab Jaemin sambil terkekeh pelan.
Bunda nampak terkejut, "Loh? Sakit apa emang?"
"Cuman demam biasa kok, Bun. Tapi Minhee mah emang manja." Jawab Jaemin acuh.
Bunda tertawa sembari memukul pelan lengan Jaemin, "Kamu itu, jangan sering-sering berantem sama adekmu itu, yaudah sini Bunda yang lanjutin masaknya." Tawar Bunda.
Jaemin terkekeh lalu memberikan sendok pengaduk pada Bunda, Jaemin akhirnya bisa bernafas lega. Ia lalu duduk di kursi dekat meja makan.
"Bunda kok pulang larut?" Tanya Jaemin sembari menyeruput kopinya.
Terlihat Bunda menggelengkan kepalanya, "Iya, tadi ada kecelakaan yang langsung di tindakin pake operasi, makannya Bunda pulang larut. Kamu gak berantem sama Minhee kan?" Tanya Bunda.
"Ya gitu, Bun."
"Gitu gimana?"
Jaemin tersenyum lalu menggeleng pelan, yang membuat Bunda menggelengkan kepalanya pasrah.
"Motor kamu kenapa gak di masukin ke garasi? Kamu habis main ya?" Tanya Bunda yang hampir membuat Jaemin menyemburkan kopi yang berada di dalam mulutnya.
"Enggak kok, tadi Jaemin abis beli sayuran buat masakin Minhee. Abis kulkas udah mulai menipis sih, sayurannya juga udah pada layu." Tepis Jaemin cepat.
Bunda tersenyum samar mendengar penjelasan Jaemin, hati Bunda merasa tentram melihat Jaemin dan Minhee yang mulai peduli satu sama lain.
Walau tidak terlalu peduli, dan sering berdebat, tapi setidaknya mereka tidak mengamuk parah seperti yang pernah terjadi.
"Syukurlah kalo gitu." Kata Bunda sambil mematikan kompornya.
"Ini makanannya udah jadi, mau Jaemin atau Bunda yang susulin makanannya ke kamar Minhee?" Tanya Bunda sambil menuangkan supnya kedalam mangkuk.
Jaemin tersenyum sembari menggeleng.
"Bunda aja deh, kalo Minhee udah tidur Bunda bangunin aja gak papa. Dia kelaperan soalnya, bunda juga jangan bilang kalo ini masakan Jaemin." Jelas Jaemin panjang lebar lalu beranjak dari dapur.
Bunda mengernyitkan dahinya, "Lah? Kenapa emang?"
"Pokoknya bilang aja Bunda yang masak!!!"
****
"Loh... belum tidur?"
Minhee menoleh ke ambang pintu, ia menatap Bunda yang baru saja masuk ke dalam kamarnya sembari tersenyum. Tersenyum karena melihat bunda yang membawa nampan berisi makanan:v
"Bunda udah pulang?" Tanya Minhee sambil keloncat ke ranjang lalu duduk di sana.
"Udah, dari tadi." Jawab Bunda sambil duduk di samping Minhee.
Bunda lalu menatap Minhee lekat-lekat, "Kamu udah baikan? Kok pucet?" Tanya Bunda.
Minhee menggeleng, "Dikit sih, Bun. Tapi masih kuat duduk kok."
"Jadi bunda yang suapin ini?" Tanya Bunda sambil menyendok nasi lauk dan teman-temannya.
Minhee mengangguk antusias lalu membuka mulutnya, siap menerima makanan yang akan mengisi perutnya. Hingga bunda menyuapi Minhee lalu membuat Minhee langsung mengunyah makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] What's Wrong : Jaeminhee
Fanfic❝Lo tanya kenapa gue benci banget sama lo?! Okey! Gue benci sama lo, Karena kita lahir dari rahim yang sama!!❞ ˚Start 25.08.19 [END] (Bukan BXB) copyright 2019 by fielitanathh