Minhee tak henti-hentinya memasukkan secuil demi secuil kue ulang tahun ke dalam mulutnya, netra kelamnya terus menangkap keberadaan si sulung yang kini nampak mengobrol dengan Jungmo dan Junho.
Jangan lupakan Renjun, Haechan, dan Jeno yang juga ada di sana. Namun yang menjadi perhatian Minhee adalah pergaulan Jaemin yang nampak begitu luar biasa baginya, Jaemin dengan mudahnya dapat mengenal Jungmo dan Junho dalam sekejap saja.
Mereka nampak mengobrol seperti sudah akrab lama, Junho yang notabene nya adalah orang yang sering mengabaikan cerita orang lain kini nampak mendengarkan Jaemin berceloteh dan sesekali menanggapi penjelasan si Sulung.
Wajar jika Jaemin menjadi pusat perhatian guru, dan para siswa di sekolahnya. Siapapun pasti akan menyadari jika Jaemin adalah penyebar happy virus.
Walau terkadang menjengkelkan, tapi itu cukup membuat Minhee terkagum.
Dari segi visual kedua kakak beradik ini mungkin tidak berbeda jauh, atau malah bisa di bilang sama. Namun dalam segi pergaulan, Minhee nampak kesulitan dalam berteman daripada Jaemin yang dengan mudahnya mencuri perhatian banyak orang.
Terkadang rasa iri itu muncul, namun Minhee tetaplah Minhee.
Ia tidak mungkin bisa menjadi Jaemin, atau mungkin sebaliknya.
"Minhee, sini!"
Lamunan Minhee membuyar tatkala Jaemin memanggilnya, ia memandang Jaemin yang kini nampak mencari-cari sesuatu dari dalam tas sekolahnya.
Minhee beranjak berdiri, lalu menyempil di antara Jeno dan Jaemin.
"Apaan, Bang?" Tanya Minhee penasaran.
Jaemin mengulum senyumnya, lalu memberikan kotak kado pada Minhee. Senyum si bungsu merekah lebar, ia menerima kotak itu dengan sangat antusias.
"Buat lo, tapi bukanya ntar. Walau gak mahal sih, tapi... Cukup lah buat lu seneng."
****
Minhee berlari-lari memasuki kamarnya, lalu menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Dengan antusias Minhee menaiki ranjang kamarnya, menatap beberapa kado di hadapannya dengan kucing kesayangannya yang kini beranjak naik ke pangkuannya.
"Cemeng diem ya, ntar kalo makanan Minhee kasih kalo nggak... Ya terserah, hehehe." Celoteh Minhee kepada kucingnya, namun Cemeng nampak tak mengidahkannya. Anak kucing itu nampak memejamkan matanya dan tertidur di pangkuan Minhee.
Minhee mulai meraih salah satu kado, yang bungkusnya berwarna putih dengan gambar kucing berwarna abu-abu. Yang mungkin tujuannya Cemeng sekali.
Minhee tersenyum, lalu mulai membukanya dengan hati-hati. Harap-harap stick PS atau apa, mungkin Minhee akan sangat bersyukur jika itu adalah isinya.
Namun begitu seluruhnya terbuka, Minhee mengernyitkan dahinya. Ia kebingungan begitu mendapati benda bulat berwarna merah, yang menurut Minhee jika gelang bukan apalagi kalung.
Minhee memasang benda itu di tangan kanannya, ternyata kebesaran.
"Bukan kalo gelang." Guman Minhee.
Pemuda itu menyingkirkan Cemeng lalu beranjak berdiri dari ranjangnya, ia menatap dirinya lewat pantulan cermin. Lalu mengenakan benda itu di lehernya dengan susah payah karena tidak muat masuk ke kepalanya.
Dengan usaha keras dan dengan jangka waktu yang cukup lama akhirnya benda itu berhasil melingkar sempurna di leher Minhee, dan itu terasa sangat pas di lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] What's Wrong : Jaeminhee
Hayran Kurgu❝Lo tanya kenapa gue benci banget sama lo?! Okey! Gue benci sama lo, Karena kita lahir dari rahim yang sama!!❞ ˚Start 25.08.19 [END] (Bukan BXB) copyright 2019 by fielitanathh