"Ayo berantem!"
Mendengar tantangan sang adik, Jaemin akhirnya berdiri dengan tangannya yang cepat meraih kaos Minhee bagian kerah.
Hal yang awalnya berniat hanya sebagai candaan itu seakan menjadi serius begitu mendengar Minhee menantangnya dengan kata ketus.
Perubahan dari air muka Minhee pun terlihat, membuat Papa terjolak kaget sembari menahan punggung si bungsu pada saat Minhee mulai meraih pundak Jaemin.
"Padahal Papa udah seneng banget kalian akur, malah mau pada berantem lagi cuman karena masalah sepele." Papa menengahi, perdebatan yang kadang terjadi itu tidak berlaku untuk saat ini.
Jaemin terdiam, dengan Minhee yang seolah mengunci mulutnya rapat-rapat. Pada akhirnya Jaemin mendorong dada Minhee, lalu beranjak pergi begitu saja.
Minhee mengernyitkan dahinya, rasa kesal itu terus menjalar ke dalam dirinya. Hingga pada akhirnya Jaemin berhenti berjalan, lalu menoleh ke arah Minhee.
"Yaha! Pada ketipu! Kayaknya gue udah cocok jadi calon aktor yang meranin Han Daegang!!"
****
Setelah sibuk dengan segala urusan masing-masing, tepat pukul 4 Minhee dan Jaemin pergi bersama papa untuk menyalonkan Kucing Minhee, dan juga Jaemin sudah terlihat tidak sabar membeli action figure edisi terbatas.
Di sepanjang perjalanan hanya di selimuti dengan keheningan, Jaemin yang sibuk bermain game di ponselnya, sedangkan Minhee yang nampak sibuk mengurus Cemengnya.
Papa yang sejak tadi memperhatikan keduanya dari spion hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Kalian berdua, coba dengerin! Papa mau ngomong." Kata Papa tiba-tiba.
Jaemin menoleh sembari mematikan ponselnya, sedangkan Minhee menghentikan aktivitasnya.
"Apa pa?" Tanya Minhee penasaran.
Papa menghela nafas pelan, sebelum kembali melanjutkan kalimatnya. "Minhee kemaren kenapa sampe masuk rumah sakit?" Tanya Papa.
Badan Minhee menegang, siapapun pasti tau jika Minhee baru saja pulang dari rumah sakit. Minhee melirik Jaemin sekilas, sedangkan Jaemin sibuk memutar otaknya untuk menjawab pertanyaan papa.
Oke, mereka pikir Bunda saja yang tahu itu sudah cukup. Namun ternyata Papa juga sudah mecurigai Minhee dan juga Jaemin.
Layaknya Jaemin, Papa selalu mengambil tindakan tegas jika terjadi sesuatu, dengan konsekuensi yang bahkan tidak bisa di ganggu gugat.
Sedangkan Minhee sedikit berbeda dari Jaemin, Papa, apalagi, Bunda, walaupun terkesan paling sembrono, Minhee merupakan orang yang sangat tertutup. Ia tidak bisa menceritakan sesuatu jika itu tidak ia hendaki sendiri.
Bukannya menjawab, mereka sama-sama terdiam. Membuat Papa menepikan mobilnya di tepi jalan, lalu mematikan mesinnya.
"Lah, pa? Kok berhenti?" Tanya Jaemin sedikit terkejut.
Papa hanya terdiam, sorot matanya seolah menusuk kedua pasang netra yang kini memperhatikannya.
"Kalian aja belum ngejawab pertanyaan Papa, emang Papa harus jawab pertanyaan kalian gitu?" Ketus Papa.
![](https://img.wattpad.com/cover/198452181-288-k184647.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] What's Wrong : Jaeminhee
Fanfiction❝Lo tanya kenapa gue benci banget sama lo?! Okey! Gue benci sama lo, Karena kita lahir dari rahim yang sama!!❞ ˚Start 25.08.19 [END] (Bukan BXB) copyright 2019 by fielitanathh