Jaemin berkali-kali meruntukki dirinya yang menuruti perintah Minhee untuk membawa anak kucing itu, pada akhirnya pemuda itu malah tidak konsentrasi belajar di kelas karena terus mengelus kepala kucing itu agar tetap terdiam di laci mejanya yang tertutup beberapa buku.
Grrrr...
Suara itu sukses membuat Jaemin tersenyum kecut begitu guru yang mengajar di kelasnya menoleh ke arahnya.
"Suara opo iki?" Tanya Pak Doyoung.
Jaemin hanya menggeleng pelan sembari tersenyum canggung, "Bukan saya pak." Jelas Jaemin.
Pak Doyoung hanya menggeleng pelan mendengarnya, ia lalu beralih menatap kertas-kertas lembar jawab yang ada di mejanya.
Jaemin menghela nafas pelan, lalu kembali mengerjakan soalnya yang apesnya hari ini juga ulangan harian.
Mi_
Jaemin membungkam mulut cemeng hingga tidak melanjutkan suaranya, pemuda berambut coklat kelam itu sontak menengok kanan kirinya. Hanya Jeno dan Haechan yang menoleh ke arahnya karena meja terdekat dengannya hanya milik mereka berdua.
"Lo bawa apaan sih?" Tanya Haechan penasaran.
"Gak bawa apa-apa, gue! Udah sono! Ntar di kira nyontek!" Lirih Jaemin dengan tatapan was-was.
Jeno yang paham itu hanya bisa menggeleng lalu kembali mengerjakan soal banyak dan sulit itu.
Jaemin merasa Cemeng semakin terusik, hingga pada akhirnya Jaemin merasa tangannya seperti di tusuk.
"Lah! Si anjir!!" Seru Jaemin begitu Cemeng menggigit jarinya, memang tidak berdarah. Namun cukup membuat Jaemin refleks.
"Ono opo yo, le? Kok ubek wae keon?" Tanya Pak Doyoung sembari mendekati meja Jaemin.
"Gak papa, Pak." Jawab Jaemin sembari meniup tangannya yang terasa perih.
Ia melirik ke laci sekilas, terlihat Cemeng yang memang memandangnya dengan pandangan menusuk khasnya. Dalam hati Jaemin menghujat Cemeng mati-matian lalu melayangkan makiannya pada Minhee.
"Tai Minhee!" Guman Jaemin pelan.
"Koen nek ngungkut mending metu wae, Jaem seko kelas!" Teriak Pak Doyoung.
"Gak pak, saya gak marah." Sahut Jaemin cepat.
"Uwes kono nek rampung gek ndang metu!" Perintah Pak Doyoung dengan nada kelewat keras, hingga semua mata tertuju ke arah Jaemin.
Meowwweoww!!
Jaemin terlebih merasa panik begitu melihat Cemeng yang meloncat keluar dari lacinya lalu pergi keluar kelasnya.
"CEMENG!!"
****
"Meng! Cemeng!"
"Heh! Jaemin! Bali kowe, Jaem!"
Jaemin berlari panik sembari mengejar Cemeng yang berlari gesit sekali, terlihat Pak Doyoung yang juga mengejarnya dari belakang.
"Duh! Gimana nih.." Guman Jaemin dengan nafasnya yang semakin tercengang.
Matanya masih bertahan menatap Cemeng yang menuruni tangga sekolah hingga ke lantai dua, Cemeng berlari ke arah kanan yang langsung membuat Jaemin berteriak.
"WOY! CELEMEK BALIK GAK LO! ANJING SIALAN!!" Dan ucapan ngawur itu terlontar begitu dari mulut Jaemin.
"WEH! ORA KENO SARU-SARU!" Sahut Pak Doyoung dari belakang.
Jaemin mengerang kesal, hingga ia berhenti berjalan begitu melihat Cemeng yang masuk ke kelas 10-IPA2. Ia melihat Cemeng yang berhambur ke arah Minhee yang masih mematung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] What's Wrong : Jaeminhee
أدب الهواة❝Lo tanya kenapa gue benci banget sama lo?! Okey! Gue benci sama lo, Karena kita lahir dari rahim yang sama!!❞ ˚Start 25.08.19 [END] (Bukan BXB) copyright 2019 by fielitanathh