39

5.8K 640 13
                                    

"Akhirnyahh!!"

Minhee menutup telinganya begitu Jaemin berteriak tepat di samping ia berdiri, pemuda itu nampak seperti bocah secara mendadak.

Minhee berjalan gontai sembari menyeret tas milik Jaemin yang berisi semua kebutuhan Jaemin selama di rumah sakit.

"Papa cari tahu dulu ya? Yang penting kamu belajar yang rajin, urusan keterima apa enggak itu di pikir akhir." Jelas Papa yang baru saja masuk ke dalam rumah langsung mengacak pelan rambut putra Sulungnya.

Minhee hanya terdiam duduk di sofa, menatap Jaemin yang kini nampak duduk bersandar di pundak Bunda selagi Bunda memberikan pengertian pada buku tebal yang Bunda ambil dari rumah sakit.

"Minhee, ini kartu kamu buat masuk les besok."

Minhee menatap Papa malas, lalu menerima kartu itu dengan pelan lalu kembali terduduk. Pemuda itu terdiam sembari mengamati kartu yang setiap semester tahun pelajaran ia sering dapatkan.

"Inget... Udah mau ujian akhir, kalian pinter-pinter jaga kesehatan, biar naik kelas dengan nilai yang bagus." Jelas Bunda sembari menatap Jaemin dan Minhee bergantian.

Minhee mengangguk malas, sedangkan Jaemin masih sibuk dengan membaca bukunya.

Bunda dan Papa pun beranjak dari sana, meninggalkan Minhee dan Jaemin berdua. Mereka duduk berjauhan, si sulung sedang fokus dengan bukunya, sedangkan si bungsu hanya terdiam.

Minhee masih bertahan 7 menit dalam keadaan seperti ini, hingga akhirnya pemuda itu menghelan nafas kesal sembari bangkit dari duduknya dan beranjak dari sana dengan kaki yang di hentak-hentakkan.

Jaemin mendongak menatap kepergian Minhee dengan tatapan bingung, benar. Ia terlalu asyik hingga melupakan Minhee yang sepertinya bisa saja marah padanya.

"Minhee!" Seru Jaemin sembari bangkit dan berjalan mengikuti Minhee yang nampak terus melajukan langkahnya di anak tangga.

"Min!"

Minhee berhenti berjalan begitu tiba di ambang pintu kamarnya, Jaemin terkejut begitu Minhee menatapnya dengan pandangan kesal.

"Apa?!" Tanya Minhee.

Jaemin menghela nafas kasar, "Lo marah sama gue? Kenapa lo ngediemin gue?" Tanya Jaemin to the point.

Minhee berdecak sebal, "Kalo abang peka, abang seharusnya tahu yang ngediemin di sini itu Minhee apa Abang?" Sahut Minhee sembari masuk ke dalam kamarnya, lalu menutup pintunya dengan pelan tanpa menggugah emosi orang lain.

Minhee menyandarkan punggungnya tepat di daun pintu, pemuda itu nampak memejamkan matanya sembari mengatur nafasnya.

"Ini baru awalan, lama kelamaan Bang Jaemin bakalan gak peduli sama gue lebih dari ini... Gue harus terbiasa."

****

Sehari setelahnya, Minhee dan Jaemin akhirnya mengikuti Ujian sekolah. Ini untuk yang pertama kalinya, hari pertamanya.

Namun nampaknya tidak ada secuil semangatpun di wajah Minhee, pemuda itu bahkan membuka bukunya saja tidak semalam.

Ia melihat Jaemin yang tidak keluar kamarnya saja sudah membuat moodnya menurun berganda-ganda kali lipat.

Minhee menggaruk kakinya sembari berjalan menghampiri Bunda yang kini nampak memasak di dapur, ia juga menemui Jaemin yang sudah rapi dengan seragamnya.

"Baru bangun?" Tanya Jaemin ketika Minhee mendudukkan dirinya di kursi.

Minhee hanya melirik sekilas, "Iya, abang kok udah siap?" Tanya Minhee acuh tak acuh.

[✓] What's Wrong : JaeminheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang