Minhee berlari-lari menelusuri koridor rumah sakit, ia bahkan mengabaikan sapaan dari suster-suster yang bertemu dengannya. Dalam hati ia terus berguman.
"Bang Jaemin sadar...
Bang Jaemin sadar...
Yeay...
Bang Jaemin sadar...
Huhu...
Abang gue sadar..."
Tidak perlu di permasalahkan lebih lanjut, nyatanya walau ia sangat gembira. Air matanya terus meluruh membasahi pipinya.
Ia tidak sabar bertemu Jaemin saat ini.
Tapi entah mengapa Minhee mendadak gugup begitu masuk pada ruang ICU, ia berusaha menghela nafasnya beberapa kali.
Hingga ia mendorong pintu itu dengan cepat dan lebar-lebar, matanya membulat.
Memandangi orang yang terbaring di ranjang dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya hingga kepala, Minhee terkejut begitu mendapati tanda hitam yang berada di jempol kaki orang itu.
Ia tahu sedikit, simbol hitam itu berarti kematian.
"B-Bang Jaemin?" Panggil Minhee pelan.
Namun tiba-tiba suasana di ruangan itu mendadak mencekam, hingga air mata Minhee meluruh begitu saja.
"Gak mungkin!!" Teriak Minhee dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Bang Jaemin bangun, Bang!!"
Minhee memeluknya tanpa berani membuka wajahnya.
"BANG JAEMIN!!"
"LO BOHONG SAMA GUE!!"
"AAAA!! BANG JAEMIN.. HIKS..."
"GAK BOLEH!! INI MIMPI!!"
"LO BELUM MATI, BANG!!"
"Pshtt!! Woy!! Minhee!!"
Minhee menolehkan kepalanya begitu mendengar namanya terpanggil, ia gemetar bukan main.
Menampakkan seorang suster muda yang kini memandangnya dengan tatapan tak percaya.
"Apa, Kak Cia?!" Kesal Minhee dengan nada bicara sedikit tinggi.
"Kamu ngapain nangis-nangis di situ?!" Tanya Cia sembari menatap Minhee kebingungan.
Minhee merengek pelan, "YA NANGISLAH!! KAN ABANG GUE MATI LO GAK LIHAT APA?!" Kesal Minhee sembari menyeka air matanya kasar.
Cia memukul pelan keningnya, lalu menarik Minhee untuk pergi dari tempat itu hingga Minhee memberontak.
"Lo jangan paksa gue pergi!! Jangan pisahin gue sama abang gue!!" Teriak Minhee yang mulutnya langsung di bungkam oleh Cia karena terlalu sebal.
"Kamu sadar gak sih? Dia bukan abang kamu! Dia korban kecelakaan tadi pagi, abang kamu udah di pindahin ke ruang VIP!" Kesal Cia.
Minhee membelakkan matanya, lalu tersenyum canggung. Pemuda itu lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Gitu ya?" Tanya Minhee sembari terkekeh.
Dasar bodoh!
Cia menatap Minhee datar.
"Mau tampol tapi sayang, imut soalnya."
****
Minhee menatap Jaemin dengan tatapan yang sulit di artikan, membuat Jaemin menghela nafas panjang. Pasalnya di telefon Minhee terlihat cerewet dan gembira, tapi entah mengapa sesampainya bertemu dengannya anak itu seolah menjadi terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] What's Wrong : Jaeminhee
Fiksi Penggemar❝Lo tanya kenapa gue benci banget sama lo?! Okey! Gue benci sama lo, Karena kita lahir dari rahim yang sama!!❞ ˚Start 25.08.19 [END] (Bukan BXB) copyright 2019 by fielitanathh