Aku ingin bercerita tentang kita. Kita yang dulu sama dan tak ingin mengenal beda.
Ceritanya begini, suatu hari di tahun yang telah lalu, kau pernah bercerita panjang padaku. aku lupa hari apa saat itu dan entah tanggal berapa di kalender. yang kutau saat itu kau memakai baju kesukaanmu. Warna merah dan jaket rajutan berwarna hitam, dan kau sangat cantik hari itu. kita menunggu langit bertabur merah jingga di beranda sebuah kedai kopi. Kita memang memiliki banyak tempat untuk bisa bertegur sapa dan bisa saling menemukan rima untuk bercengkrama. Sama seperti tempat yang lainnya di tempat itu kita selalu menghabiskan waktu untuk menunggu senja. kuharap kau tak lupa tempat itu. Sesekali aku pernah berkunjung kesana saat kita harus melawan jarak, kau tau yang kutemukan disana hanya rindu, bukan kamu.
Senja saat itu menjadi pemandangan yang tak seorang pun melewatkannya sore itu. termasuk kau dan aku, kita berdua. kau memegang tanganku, menatap mataku dan mulai sedikit menggodaku dengan wajah cantik dan senyum manismu. kau tau, kopi yang kita minum sore itu kehilangan rasa pahitnya. Kau kemudian berkata kita akan selalu seperti ini. kujawab dengan mengirimkan senyumku untuk kau lihat. Kau tampak malu dan bahagia. aku juga. kita sama berharap yang terbaik.
Di senja sore itu, kau bercerita panjang lagi tentang masa depan kita, dan akupun menjadi penikmat ceritamu. Katamu, suatu hari nanti kau ingin punya rumah bersamaku. Rumah itu tidak terlalu besar, cukup punya 3 kamar, satu kamar untuk kita berdua dan selebihnya milik kedua cucu orangtua kita. katamu kau ingin punya dua anak saja, itu cukup. Satu perempuan secantik dirimu dan satu laki laki yang sangat tulus dan apa adanya seperti diriku. Kau terlihat memejamkan mata dan sesekali tersenyum. Kau kemudian menambahkan bahwa rumah itu punya ruang tengah, ruang keluarga, ruang makan, teras rumah dan bagasi. Aku hanya diam memperhatikan detail penjelasanmu.
Aku kemudian angkat bicara, didepan rumah ada halaman lengkap dengan kolam dan taman bungannya, sedangakan dibelakang rumah ada kolam renang dan taman untuk berkumpul. kau tiba tiba membuka mata dan mencubit pipiku lalu tersenyum menatapku. jangan lupa rumahnya ada pagarnya tambahmu.
Kau tau, sore tadi kenangan itu memaksaku mengingatnya. aku tersenyum sendiri jadinya. alangkah bahagianya kita sore itu menyusun rencana kita berdua kelak. sebuah visi dan misi di masa depan. semoga harapan itu akan kita wujudkan nanti. Aku masih betah menunggu. kuharap kau pulang menyapaku dan mengajak ku untuk kembali bercerita. Aku rindu dirimu kuharap kau pun begitu.