Tidak terasa, waktu terus berjalan. Kau yang kemarin jadi harapan kini hanya jadi angan. Kau yang kemarin jadi dambaan masa depan kini hanya jadi kenangan.
Entah kenapa kita memilih pisah untuk saling meninggalkan, entah kenapa kita memilih tak lagi bersama untuk saling menguatkan, Entah kenapa kita membenci untuk kembali saling mengharapkan. Padahal kita sudah menyusun jauh perencanaan masa depan. Entahlah apa yang sedang kita pikirkan.
Mungkin karena kita sadar bahwa hati tak selalu pandai bertahan dan kitapun tak boleh memaksakan.
Kita paham bahwa sesuatu yang dipaksakan tak akan pernah memberi kebahagiaan.
Pada akhirnya, kita sama sama memutuskan untuk saling melupakan. Berjalan sendiri sendiri dan tak lagi berdampingan.
Maaf bila selama bersama aku banyak kekurangan, maaf bila sering menyusahkan, maaf bila tak bisa beri kebahagiaan. Pergilah sejauh apa yang kau inginkan. Raih ingin yang kau impikan. Aku tak mengapa meski sudah kau patahkan. Kelak akupun tau dimana tempat menetap dan dibutuhkan.
Andai suatu hari nanti kita kembali di pertemukan. Entah dimana dan kapan. Entah dengan perencanaan atau kebetulan. Aku hanya berharap semoga kita bisa saling memaafkan. Bagaimanapun kita pernah saling menguatkan. Maafkan aku yang tak pandai mempertahankan. hingga kau lelah untuk bertahan.
