Kita seringkali lupa, bahwa proses menjatuhkan pilihan hati kepada seseorang itu bukan perkarah mudah. Kita selama ini terlalu menganggap hal itu lumrah dan biasa saja dan mungkin itu sebabnya, kita sering salah dalam mengambil langkah untuk menjatuhkan pilihan.
Orang yang kita anggap paling dekat dan selalu ada belum tentu bisa kita jadikan pilihan hati. "Selalu ada" bukan berarti cinta. "Selalu ada", bisa jadi hanya bermakna bahwa dia menganggap kita sebagai kawan atau saudara tak sedarah. Tak lebih dari pada itu.
Maka dari itu jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan jika dia yang "selalu ada" punya rasa terhadap kita dan kita cukup pede beranggapan dia suka dengan kita.
Bentuk perhatian tak selalu menyoal "rasa" ini atau itu yang selalu di terjemahkan ke arah pemaknaan lebih. Perhatian hanya simbol tanda peduli. Peduli itu pun harus di batasi jangan di artikan lebih.
Kebanyakan orang sakit hati itu karena mereka terlalu tenggelam dalam pemaknaan lebih soal bentuk perhatian. Mereka beranggapan bahwa ketika di perhatikan itu ada rasa yang lebih. Padahal perhatian itu hanya apa adanya. Tak lebih dari sekedar tenggang rasa sesama manusia.
Ingat " Soal Cinta" kita tak punya kuasa. Soal cinta kita tak punya apa apa untuk berbangga. Cinta itu ada pemiliknya. Maka ketika kau menginginkan sebuah cinta mintalah pada pemiliknya. Jangan minta kepada yang hanya diberi karena mereka pun membutuhkan.
Bicara soal cinta, jangan pernah di umbar. Biarkan kau yang tau sendiri perihal tersebut.
Cinta yang sebenarnya bukan hanya kata yang tersirat, bukan pula hanya makna yang tersurat. tapi cinta lebih kepada bukti yang di terjemahkan dalam tindakan nyata.Ketika ada seseorang yang berucap "aku mencintaimu" percayalah itu hanya simbol kata yang berusaha dia kirim lewat bahasa. Tapi ketika ada yang diam diam memberimu sesuatu yang tak biasa lewat tindakan. Maka itulah cinta.
Saat kau tau cinta, kau tak perlu lagi mendengarnya. Kau cukup merasakan.