Setelah kau pergi
Dua minggu setelah kau pergi tanpa pamit kepadaku, selama itu pula tak pernah ada kabar darimu. Beberapakali aku coba untuk menghubungi nomor ponselmu, tapi tidak pernah ada jawaban. Beberapa pesan maaf yang berusaha kukirim sudah tak dapat terkirim lagi. Sepertinya seminggu yang lalu nomormu sudah tak aktif lagi. Mungkin kau sudah membuangnya sama seperti membuang kisah kita berdua.
Aku coba untuk membuka Instagram dan berharap bisa mendapat kabar darimu. Tapi ternyata akunmu tak dapat di temukan lagi. aku sudah kau unfollow dan akun milikmu sudah kau kunci. begitu tak inginnya kau aku sapa lagi. Dan mungkin hatimu juga sudah kau kunci dan kau tutup rapat untuk aku tidak akan datang masuk lagi menyapanya.
Tapi aku tak bisa berhenti mencari jalan untuk bisa meminta maaf pada dirimu, kucoba untuk membuka media sosial milikmu yang lain. Karena kutau selama ini kau suka bermain di dunia maya. Aku coba mengirim pesan padamu melalui line. tapi tampaknya linemu sudah tak kau gunakan lagi begitupun Facebook milikmu sudah dua minggu yang lalu tidak pernah aktif.
Tak habis akal, aku mencoba untuk mencarimu dirumah, tapi beberapa kali aku datang dan mengetuk pintu rumahmu selalu saja tak ada orang disana. pintu rumahmu yang selalu tertutup pun seakan menyimpan pesan agar aku jangan pernah datang lagi mencarimu.
Dua minggu setelah kejadian itu, aku masih selalu di hantui rasa bersalah padamu, tak habis pikir kenapa aku bisa melakukan hal seperti itu pada orang setulus dirimu. tak habis pikir aku bisa mengundang orang ketiga masuk kedalam kisah kita tanpa kau ketahui. tak habis pikir pada akhirnya semuanya akan seperti ini. mengapa cinta harus serakah, mengapa ia tak pandai berterima kasih saja dengan apa yang ada. tapi, tak patut rasanya aku menyalakan cinta. akulah yang salah karena menghadirkan rasa yang baru tanpa mensyukuri apa yang kupunya. pantas cinta menghardikku lantas kau sudah membenciku.
Dua minggu setelah kau katakan putus, aku memutuskan untuk sendiri dan meninggalkan dia yang telah membuatmu pergi. kutau caraku sangat salah. aku menyakiti dua perempuan disaat yang sama. aku telah melakukan dosa. aku aku laki laki tak berhati. pantas kau meninggalkanku pantas ia membenciku. Semoga Tuhan tidak menghukumku.
Dua Minggu sudah kau pergi dan selama itu pula aku terus mencarimu. Tempat-tempat dimana kita sering bertemu telah kukunjungi satu persatu tapi tetap saja tak ada kau yang menyapa disana. ingin rasanya aku segera bertemu sapa dan bersama dirimu lagi. meminta maaf atas kebodohan yang telah aku lakukan. ingin aku sujud di hadapanmu bersimpuh memohon empati dan meminta maaf padamu. ingin kupeluk ragamu dan menangis dipelukanmu. ingin ku katakan padamu tak ingin kuulangi lagi semuanya. ingin kubisikkan ditelingamu kau adalah perempuan terbaikku. ingin kutatap matamu dan kusampaikan bila tak ada yang mampu sepertimu. tapi, bilakah waktu itu akan ada untukku?
Dimana dirimu sekarang??
Setelah dua minggu dirimu pergi tanpa kutau dimana, masihkah kau pernah mengingatku, masihkah aku ada didalam hatimu? tak inginkah kau pulang, rindu bait sajakku mengajakmu tertidur. Dalam setiap doaku selalu kulantungkan maaf yang sebesar besarnya pada dirimu, kuharap semesta menyampaikannya dimana pun kau berada sekarang. semoga kita bisa bersuah kembali di dalam doa yang pernah kita buat bersama.