Tetap di Rumah

0 0 0
                                    

Waktu berganti begitu cepat, seperti katamu dulu. Cepat atau lambat kita akan tumbuh dan pada akhirnya nanti akan menua. Hanya saja kita tak dapat memilih ingin menghabiskan waktu bersama siapa dan dimana. Semesta punya kehendak mengatur semuanya.

Waktu benar berlalu, dan benar saja. Kita tak dapat memilih ingin menghabiskan waktu bersama siapa. Jika iya kita bisa memilih, aku mungkin tak ragu untuk memilih tetap di sampingmu. Menghabiskan waktu bersama lalu memilih menua berdua, jauh di tempat dimana yang mengatur hidup kita hanya semesta bukan keluarga, penguasa ataupun pengusaha.

Semenjak memutuskan tak lagi bersama, kita memang sudah jarang berdua. Semesta tak berpihak. Begitu yang sering aku jadikan alasan ketika orang disekitar bertanya tentang mengapa kita. Alasan yang kurasa cukup untuk mereka tau bahwa kita tak lagi satu cita.

Apa kabarmu?
Masihkah kau suka membaca buku, menulis dan diskusi?
Buku baru apa yang sedang kau baca sekarang? Aku percaya kau punya banyak buku baru. Kau sangat hobi membeli buku.
Seperti apa sekarang analisis mu terkait bangsa hari ini, aku percaya kau punya analisis terkait bangsa hari ini. Kau bukan orang yang apatis terhadap bangsamu. Aku berharap kau tak berubah. Tak banyak perempuan yang punya karakter seperti dirimu.

Kau dimana? Rasanya aku ingin menghabiskan banyak waktu untuk berdiskusi panjang denganmu. Banyak hal yang ingin aku ceritakan terkait kondisi masyarakat sekarang. Aku rindu bertukar pikiran denganmu. Rindu berdebat panjang, saling lembar argument, bertukar data, berbicara fakta sampai pada menemukan solusi bersama.

Apa Kau tau, jika sekarang aku kecewa dengan masyarakat kita. Mereka semua keras kepala, mereka semua semaunya, mereka tak bisa mendengar pesan sesama. Mereka hanya mementingkan diri saja. Aku yakin, kau akan sependapat denganku. Bahwa hari ini, masyarakat sekitar kita memang masih susah untuk di atur. Keras kepala.

Bagaimana kabarmu di tengah mewabahnya virus Corona? Semoga kau baik baik saja, jaga diri, Tetap di rumah bila tak ada kepentingan mendesak. Aku tau, kau sangat jarang sependapat dengan pemerintah. Kau oposisi dan lawan berfikir bagi penguasa. Tapi, Kali ini kau harus mendengar pemerintah, kau harus jadi kawan berfikir sementara untuk penguasa.
Setelah ini selesai, barulah kau melawan lagi. Tuntutan mu terhadap Omnibus Law masih belum finish, tuntutan mu dalam meretas kesenjangan sosial masih panjang, tuntutan mu menuntaskan birokrasi masih jauh dan tugasmu dalam memberantas para mafia dan koruptor masih terus akan kau kawal. Maka diamlah dulu di rumah, jaga jarak dengan orang sekitarmu.

Sekarang pemerintah sedang menerapkan kebijakan Sosial Distancing dan stay home di tengah wabah Covid-19 di negeri ini? Aku percaya kau pasti sepakat bahwa ini adalah solusi bukan dengan lockdown. Dan kau pasti mematuhi hal tersebut. Kita tak pernah berbeda dalam hal seperti ini. Kita selalu satu kepala jika berbicara tentang kepentingan negara. Kita hanya berbeda ketika membahas soal cinta. Bukankah seperti itu?

Aku rindu, rasanya ingin bertemu.
Tapi, jangan dulu kau tetap disitu.
Tetap di rumah jaga dirimu.

Mari kita terus berharap dan bersatu.
Kalau kita semua, bisa melawan wabah ini hingga ke hulu.

rememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang