Bila Kau Kembali Nanti

10 0 0
                                    

Sudah beberapa bulan setelah kau putuskan pergi, beberapa usaha untuk mencarimu pun sudah kulakukan. tapi, kau juga tak kutemui dan kau juga tak kunjung datang kembali. Sepertinya memang itu jalan yang kau pilih. Pergi meninggalkankanku dan menghukumku sendiri dalam rasa yang amat bersalah. itu kesimpulan yang dapat kutarik dari pencaharianku.

Aku mulai berfikir untuk berhenti mengirim beberapa pesan untuk menanyakan dimana dirimu. aku juga berfikir untuk takkan pernah mengirim pesan maaf lagi di beberapa beranda media sosial milikmu sebagai sampah. Maaf bila selama ini aku mencoba menanyakan kabar dirimu melalui line maupun Instagram. kupikir media sosial ini bisa membantuku dengan harapan pesan itu bisa kau balas. Tapi, aku tak mendapat jawaban apapun sampai hari ini.

Maaf bila aku berusaha mencarimu. Meski kutau sejak kau putuskan aku hari itu. aku bukan siapa-siapa mu lagi dan aku tak berhak menanyakan kabarmu. Maafkan aku.
Terkadang kita baru mengerti suatu sebab jika sudah ada akibat, terkadang pula kita tau suatu hal salah jika sesuatu yang kita anggap benar sudah tak sejalan dengan apa yang semestinya.  mungkin begitulah aku, tak pernah  kufikir sebelumnya bahwa sebab yang kulakukan saat itu akan membawa akibat pada diriku hari ini.  sesuatu yang  kuanggap benar ternyata tak sejalan dengan apa yang semestinya.

Dimanapun kau berada saat ini, aku berharap suatu hari kita bisa bertemu lagi. bertemu sama dan saling bertukar sapa. Entah kapan itu, tapi aku berharap kita bisa bertemu lagi.

Suatu hari nanti, entah kapan itu. Saat kau kembali dan semesta mempertemukan raga kita berdua. Aku ingin meminta maaf kepadamu secara langsung. tanpa perantara media yang kulakukan selama ini. ingin aku tatap matamu seperti pertama kali aku jatuh hati padamu. ingin kupegang kedua telapak tanganmu dan berlutut di depanmu sama seperti pertama kali aku mengatakan cinta padamu. Ingin kubahasakan kalimat dibibirku dengan kalimat sama seperti yang kuucapkan saat aku pertama membahasakan sajak hatiku padamu di senja sore itu.  "Aku mencintaimu, bisakah kita bersama selamanya".

Waktu sangat cepat berlalu, Beberapa senja hadir tanpa dirimu diperantara siang  dan malamku. Waktu yang biasa kita habiskan berdua saat terang harus berganti gelap. Waktu yang tak pernah kita lewatkan berdua. Tapi hari ini dan beberapa hari setelah kau pergi. Aku tak pernah menikmati moment senja yang menabur cinta dilangit sore. Aku tak tau kenapa. aku hanya bingung bagaimana menikmatinya tanpa dirimu disebelah kiriku.

kau ingat, saat kau duduk disebelah kiriku saat senja pertama kita bersama. kau bilang kau senang duduk di sebelah kiriku, karena kau ingin suatu saat nantipun di atas pelaminan kau akan duduk disampingku. betapa hebat dirimu memikirkan masa depan kita saat itu. hal itu yang membuat kita selalu berangan saat bersama di waktu senja. waktu yang tak dapat kunikmati lagi saat sekarang. harapku suatu hari nanti akan ada waktu senja  kita bisa mengulang waktu-waktu kita bersama.

Akhirnya, Aku harus berhenti mencarimu. bukan karena aku lelah, melainkan aku tak ingin kau terus bersembunyi saat kulanjutkan misi pencarianku terhadapmu. aku berharap kau akan kembali tanpa aku cari  aku tak akan kemana-mana aku akan tetap disini menunggumu. Kembalilah

rememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang