Diantara malam-malam yang telah berlalu, mungkin kau takkan mendapati aku seperti ini. Senyumku yang telah dicuri gelap saat sepi hari itu, kini sudah kembali. Kau tau gelap sudah tertangkap. ia tak bisa mengelak lagi saat bulan dan bintang jadi saksi saat ia berusaha berkata bohong pada sang petugas keamanan. Kau tau, gelap mendapat hukuman untuk tidak bertemu denganku lagi. Sungguh kasihan dia. Sepertinya malamku akan terus diterangi bulan dan bintang. Tentu tanpa gelap selagi ia dalam masa hukuman. hehehe.. apa apaan ini, sepertinya aku sedang berbicara ngawur sekarang. Lupakan. Seperti inilah aku sekarang.
Tapi tidak, itu hanya efek yang ditimbulkan dari suka yang datang mengusir duka malam ini. Sungguh aku telah menemukan kembali bagaimana senyumku malam ini. Senyum yang dapat kuhafal kembali bagaimana melakukannya. Kau tau kenapa?
Tapi kau mungkin tak percaya dengan apa yang hendak kusampaikan sekarang. Kau mungkin akan berkata aku sudah gila. Gila karena ditinggal kau yang tak kunjung datang kembali, gila karena menunggumu yang sudah pergi tanpa permisi dan tidak pernah ingin kembali. Kau mungkin akan berkata seperti itu. itu pasti tak usah mengelak aku mencoba mengerti. Tapi, kau mungkin saja akan benar perihal itu jikalau hal ini tak terjadi. Dan bisa kutebak kau pasti akan menertawakan aku.
Apa kau tau? sekitar pukul 20 lewat 19 menit kurang 20 detik yang lalu, ketika aku sedang memikirkan apa lagi yang harus kutulis malam ini perihal tentangmu, kata dan kalimat apa lagi yang harus kurangkai untuk menggambarkan perasaanku yang sejak lama sedang menunggu. Sebuah pesan tiba-tiba masuk di ponselku. Pada awalnya aku tak memeriksanya, kupikir itu sms dari Telkomsel yang rutin tiap malam mengirimiku pesan berisi konten yang aku pun sudah bosan untuk diingatkan tentang hal itu. Kau pasti taulah itu pesan apa, jika tidak, aku yakin kau tidak sedang memakai kartu milik Telkomsel.
Pesan itu masuk beberapa kali secara bergantian, tepatnya tiga kali. Setelah pesan yang ketiga masuk, aku coba untuk memeriksanya. Aku pikir Telkomsel akan memberiku kabar baru lagi, tapi ternyata bukan dari Telkomsel. Aku sudah berburuk sangka.
Kau tau itu pesan dari siapa? itu pesan dari nomor baru yang tidak kukenal. buntutnya 237. Nomor yang belum terdaftar di ponselku. Akupun membuka pesan itu, kau tau apa yang sedang kubaca dilayar ponselku? kalimat apa yang tertera disana? kau pasti ingin tau, aku sudah mengira kau akan penasaran. Ini isi pesan pertama di kamar ponselku yang masuk
"Selamat Malam, apa kabarmu? Semoga kau baik saja. Aku baik-baik disini, maaf aku baru beri kabar".
Itu pesan yang kubaca dilayar ponselku saat setelah kubuka. Kau tau dari mana? tebakkanmu benar, itu dari dirimu. Namamu tertera dibagian bawah kalimat tadi. Sengaja diberi spasi enter 2 kali dan ditambahkan simbol pagar sebelum namamu.
Apa dipikirkanmu sekarang tentang aku?
Setelah menunggu berhari-hari, bulan di kalender sudah berganti beberapa kali, akhirnya apa yang kutunggu juga datang. Sebuah kabar yang buat aku harus berkasus padamu, karena tidak percaya kau akan memberi kabar padaku. Dan sepertinya Kau takkan mengatakan aku akan galau lagi malam ini, karena kau harus merelakanku untuk sejenak tersenyum. Terima kasih
Akhirnya kau berkabar juga, sudah berapa senja berlalu tanpa sebuah kabar darimu. Sudah lelah rasanya jarum jam berputar melingkar selama 24 jam setiap harinya. Dan kau baru mengabariku malam ini. Kau tau? Aku bisa saja menuntutmu perihal itu jika aku mau. Kau dengan sangat lama telah menyiksaku dalam penantian. Membuat aku harus sejenak lupa dengan yang namanya tersenyum. Tapi kurungkan niatku karena aku sudah lama menunggu hal ini. Aku tak ingin kau kembali memperpanjang waktu galau bersamaku.
Setelah pesan satu kubaca, Aku sudah ingat tersenyum. Tak usah kau bayangkan bagaimana senyumku. Kau mungkin takkan bisa membayangkannya. yang ada dipikiranmu pasti masih kau eja tulisan dan kalimat galauku yang kemarin. itu pasti.
Setelah pesan pertama kubaca, aku coba untuk membuka pesan yang kedua. masuk 2 menit setelahnya. Dan ternyata pesan itu mengobati sekaligus menjawab pertanyaanku tentang dimana saat sekarang keberadaannya.
"Aku sedang berada diluar kota, Aku lagi mencoba belajar bersama anak-anak di sebuah desa dipedalaman bersama teman-teman ku. aku mungkin akan lama disini". isi pesanmu yang kedua yang kubaca diruang baca kotak masuk ponselku.
tanpa dipersilahkan aku mencoba untuk membuka pesan yang ketiga yang selang waktunya juga dua menit setelah pesan yang kedua datang. itu berarti tiga pesan itu masuk dalam jangka waktu 5 menit secara bergantian mengetuk kamar kecil di ruang baca ponselku.
Pesan yang ketiga agak sedikit panjang, tapi ini yang buat aku tau kenapa selama ini kau tak pernah memberikan kabar.
"Kau tak usah memikirkan aku, aku baik-baik saja disini, masalah aku pergi tanpa pamit aku minta maaf padamu. soal hari itu, tak usah kau pikir. nanti kita bicarakan baik-baik. sudah dulu, aku ingin kembali ke rutinitasku dulu. oh iya, selama disini aku minta maaf tak bisa menghubungimu. Dan mungkin seluruh media sosial milikku tidak aktif, disini tidak ada jaringan.".
Nama terakhir dipesan itu rasanya sangat ingin aku peluk dan mengucapkan terima kasih telah berkabar. nama yang mungkin suatu saat nanti saat ia kembali akan kujadikan teman tidur sekamar denganku.
