13

784 66 1
                                    

Malam semakin larut , waktu juga sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tapi Baekhyun masih setia berada di ruang kerja kantornya tanpa berniat untuk pulang. Pikirannya kacau balau. Mencari bukti kesalahan ibunya memang tak mudah jadi ketika 1 jam lalu salah satu anak buahnya memberi laporan bahwa tak mendapatkan info apapun dari komisaris maka seketika kepalanya berdenyut sakit menahan emosi. Ibunya terlalu pintar untuk menyembunyikan sesuatu. Baekhyun paham memang resiko hal semacam ini. Tapi mengalami pada kenyataannya seperti sebuah tamparan keras untuk dirinya sendiri untuk tak main-main dengan ibunya.

Baekhyun lelah, benar-benar lelah. Tangannya terus memijit kepalanya yang masih berdenyut sampai saat ini. Sampai sebuah ketukan pintu sukses membuat dirinya berjingit kaget. Karena setahu Baekhyun jam kantornya sudah selesai dari 2 jam lalu. Atensi heran bercampur takut langsung hilang di benak Baekhyun ketika pria itu menangkap sosok Hyujin di sana ketika gadis Kwon itu membuka pintunya pelan dan masuk dengan senyum bodohnya persis seperti Chanyeol.

"Kau pasti ketakutan ketika mendengar ketukan pintu tadi." Kekeh Hyujin ketika gadis itu berada di dekat meja kerja Baekhyun dengan meletakakan paper bag yang di bawanya di atas meja.

Baekhyun hanya memutar matanya jengah. Kelakuan Hyujin tak pernah berubah sama seperti Chanyeol sama-sama suka mengejeknya.

"Ayo kita makan. Aku tahu kau tak pernah makan malam."

"Aku sedang tidak lapar."

"YAKK!! " Baekhyun terkejut bukan maen setelah Hyujin teriak padanya.

"Bisakah kau tidak berteriak ? Aku masih cukup dengar untuk mendengarmu berbicara." Keluh Baekhyun menatap Hyujin kesal.

"Pokoknya kau harus makan. Aku sudah membawakanmu makanan sebanyak ini Baek, tidak mungkin jika aku harus menghabiskannya sendiri. Lagipula Hera eonni yang memintaku memastikan bahwa kau tidak sakit dan selalu tepat waktu untuk makan malam." Jelas Hyujin.

Baekhyun terperangah dengan apa yang di dengarnya. Jadi Hyujin melakukannya karena Hera yang meminta. Senyum tipis itu mulai mengukir wajahnya yang sedari tadi kesal seharian ini. Hera memang adalah obat yang ampuh membuatnya kembali menemukan mood nya yang sempat hilang.

Keduanya makan dengan tenang. Sunyi dan tanpa pembicaraan apapun. Hyujin sendiri memang bukan gadis yang banyak bicara jika bersama Baekhyun meski telah berteman lama, tapi gadis itu enggan membuka suara ketika bersama Baekhyun. Akan jauh lebih nyaman jika Hyujin bersama Chanyeol atau paling tidak ada pria jangkung itu di antara mereka saat ini.

"Apa Hera menghubungimu ?" Tanya Baekhyun setelah pria itu menyelesaikan makannya.

"Tidak, tapi kemarin malam dia menghubungiku. Bertanya tentang dirimu." Mengingat pembicaraannya dengan Hera membuat Hyujin kembali merasakan kesedihan pada gadis itu.

"Aku belum menemukan bukti apapun, jadi aku belum berani untuk menghubungi Lay lagi." Tatapan Baekhyun menatap kosong ke arah depan.

Hyujin menghela nafas mengamati teman lamanya itu miris. Tidak hanya Hera yang terluka tapi Baekhyun pun demikian sama.




⚘⚘⚘



Impian setiap orang adalah bahagia, bukankah begitu ? Lalu apa yang salah jika Hera mengharapkan kebahagiaan itu meski sedikit saja ? Tuhan seolah tak pernah mendengarkan apa yang jadi permintaannya selama ini. Terluka tersakiti berulang kali seperti telah melekat pada hidup seorang Shin Hera. Kebahagiaan dalam hidupnya tak pernah bertahan dalam jangka waktu yang lama. Dan itu benar-benar menyakitkan. Hera paham posisi dirinya harus dimana tapi dengan merenggut kebahagiaan dari hidupnya secara paksa maka Hera marah. Tapi apa daya , memangnya siapa gadis itu sampai mampu dan memiliki hak untuk marah ?

Breathin [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang