19

555 55 2
                                    



Hotel bintang 7 lantai 15 , Sehun berjalan santai mencoba untuk setenang mungkin. Akan menjadi boomerang baginya jika dirinya tak bisa menjaga sikap. Tepat di sebuah kamar yang terjaga ketat oleh pengawal bertubuh kekar di depannya, membuat kedua pengawal itu membungkuk hormat sebentar lalu membukakan pintu, seolah memang Sehun adalah orang di nanti-nantikan kedatangannya sedari tadi.

Sehun berjalan masuk dengan raut wajah tegasnya. Otaknya terus memutar hal yang mungkin saja akan terjadi. Di sana Sehun bisa langsung melihat punggung pria yang sangat dirinya hafal. Membuat Sehun tak mau repot-repot untuk bersuara sekedar menyapa. Sehun lebih memilih langsung duduk di sofa seraya menuangkan wine di dalam gelas yang tersedia di sana.

"Tidak bisakah kau menyapaku terlebih dahulu ?" Membalikkan tubuhnya menghadap Sehun sambil terkekeh.

"Kau tahu aku tidak suka basa-basi. " ucap Sehun langsung menyesap wine miliknya. Menatap lawan bicaranya itu serius.

"Astaga Oh Sehun. Kau sungguh luar biasa." Seraya duduk tepat di hadapan Sehun.

"Katakan Johnny."

"Sebelumnya aku ingin bertanya padamu. Kenapa kau lakukan ini padaku ?"

Sehun diam. Dirinya memang sudah menduga akan hal ini cepat atau lambat. Johnny memang bukanlah orang yang bisa di tipu begitu saja.

"Memangnya apa yang aku lakukan ?" Johnny tertawa. Seolah apa yang di dengarnya adalah sebuah lelucon yang teramat lucu.

"Kau berkhianat padaku Sehun." Tegas Johnny merubah raut wajahnya tajam.

"Maaf. Tapi bukan itu perjanjian kita Johnny." Johnny menatap Sehun semakin tidak suka, pembahasan akan rencana menjatuhkan Perusahaan keluarga Byun hancur sudah karena pria bermarga Oh di hadapannya saat ini. "Aku tidak berniat untuk mengambil apapun. Perusahaan ataupun jabatan .. terlebih lagi gadis itu. Aku hanya ingin kau membantuku membalaskan dendamku pada Baekhyun, bukan perusahaannya. Bukankah kau sendiri yang berkhianat di sini ?"

Johnny mengeraskan rahangnya menahan amarah. Bibirnya bungkam. Menyangkalpun percuma Johnny yakin Sehun memiliki bukti cukup kuat. Bukankah mereka sama-sama brengsek ? Saling berkhianat tapi tetap ingin saling membantu.

"Sebenarnya apa tujuanmu ?" Tanya Sehun.

"Kau tidak perlu tahu."

"Apa ini tentang keluargamu ?"

"DIAM KAU !!!" Marah Johnny.

Sehun menyeringai. Dugaannya tepat sasaran. Johnny terpancing.

"Aku tidak akan mengatakan apapun. Tapi aku minta satu hal padamu. Jangan pernah mengusik Hera lagi. Dia tidak ada sangkut pautnya dengan masalah ini. Kau mengerti ?" Tegas Sehun perintah dan setelahnya berjalan menjauh pergi dari tempat itu.

Johnny melempar gelas miliknya ke lantai dengan keras menimbulkan suara pecahan kaca yang teramat nyaring terdengar. Amarahnya sudah tak bisa lagi di tahan. Semua rencananya hancur berantakan.

⚘⚘⚘

"Tidak bisakah kau tetap di sini bersamaku ?" Lirih Baekhyun seraya memainkan jari tangan Hera.

Gadis itu tersenyum memposisikan duduknya lebih dekat dengan kekasihnya itu. Keduanya saling tatap dalam diam. Hera tahu ini adalah keputusan yang berat. Sejujurnya dirinya pun enggan untuk pergi tapi ini harus , ada Sehun yang menunggunya pulang . Dan itu tidak mungkin dirinya beritahu pada Baekhyun

"Maukah kau menungguku ? Ahh tidak.. kau harus menungguku. Berjanji padaku kau harus menungguku sampai aku pulang ke rumah kita. Bisakah ?"

Baekhyun terdiam. Kedua matanya berkaca-kaca. Haruskah dirinya terpisah lagi dengan Hera ?

"Katakan padaku alasannya." Hera menggeleng. Pertanyaan itu sudah pria itu tanyakan sejak mereka bersama beberapa menit lalu dan Hera tetap kekeh pada pendiriannya bahwa tidak akan menjawabnya.

"Aku tidak bisa Baek." Kini Heralah yang menangis. Air mata yang sedari tadi di tahannya akhirnya pecah juga.

Baekhyun menangkupkan kedua telapak tangannya pada pipi Hera. Mengusap setiap air mata yang jatuh dengan kedua ibu jarinya. Perih dan terluka itulah yang di rasakan Baekhyun. Dan secara otomatis dirinya pun ikut menangis.

"Aku akan menunggumu. Aku janji." Lirihnya seraya mendekat dan air mata keduanya pun melebur kuat diantara ciuman keduanya. Mereka saling merindukan tapi tak bisa bersama karena suatu alasan. Bahkan lumatan Baekhyun yang terkesan kasar tapi juga lembut membuat Hera paham bahwa prianya itu memang kesal. Kesal dan marah karena keadaan. Tapi apa yang bisa di perbuat ? Jawabannya tidak ada.

Setelah menghabiskan beberapa menit berciuman, Baekhyun melepas pagutannya demi bernafas. Dan Hera pun hanya bisa tersenyum menatap prianya itu seraya memeluknya dengan erat. Baekhyun membalasnya jauh lebih erat.

"Aku mencintaimu." Bisiknya.

"Aku jauh lebih mencintaimu Baek." Jawabnya.

⚘⚘⚘

Setelah mengantarkan Hera pulang ke apartement Sehun. Chanyeol langsung datang ke rumah orang tuanya. Bukan tanpa alasan dirinya datang, ayahnya lah yang memintanya.

Karena waktu sudah cukup malam jadi Chanyeol sedikit merasa lega datang ke rumahnya itu tanpa perlu memikirkan banyak alasan kalau-kalau ibunya bertanya. Lagipula Chanyeol yakin ibunya itu pasti sudah pergi tidur sekarang.

Setelah mengganti sepatunya dengan sandal rumahan, Chanyeol langsung masuk menuju ruang kerja ayahnya. Dan benar ayahnya di sana berdiri membelakangi pintu sambil memandangi pemandangan kota di malam hari.

"Ada apa ayah memintaku datang ?"

"Duduklah." Chanyeol menurut.

"Katakan jujur pada ayah, apa kau mencintai Sora ?" Chanyeol diam. Dirinya tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan ini. Haruskah alasan lagi ? Atau harus jujur yang justru nantinya menimbulkan masalah.

"Ayah tahu bagaimana perasaanmu. Tapi tolong ayah hanya ingin dengar dari mulutmu sendiri. Jadi katakan pada ayah, apa kau mencintai Sora ?"

Chanyeol menghela nafas sejenak. Otaknya berpikir haruskah dirinya jujur saat ini juga ? Mengecewakan ayahnya untuk kesekian kalinya. Memejamkan mata sebentar sebelum berkata.

"Apa yang ayah dengar dan ayah duga benar adanya. Sejak awal aku memang tidak bisa mencintai Sora, sekeras apapun aku berusaha tapi tetap saja aku tidak bisa."

"Karena kau masih mencintai Hyujin. Apa aku benar ?"

Chanyeol mengangguk lemah. Membenarkan apa yang di katakan ayahnya. Sekeras apapun dirinya berusaha melupakan dan mencintai gadis lain tapi tetap saja Hyujin adalah satu-satunya alasan mengapa Chanyeol tidak bisa menerima perjodohan yang ayahnya rencanakan.

"Aku pikir Hyujin tidak lagi mencintaimu Chanyeol."

"Ya aku tahu ayah. Tapi Hyujin tetap gadis yang aku cintai selama ini. Aku tidak bisa menikah dengan yang lain ketika hati dan pikiranku di penuhi Hyujin. Yang ada aku menyakiti perasaan Sora ayah."

Tuan Park bungkam. Menyangkal pun percuma memang itulah kenyataannya. Inilah yang pada akhirnya dirinya dengar dari putranya sendiri.

"Baiklah kalau begitu."

"Ayah akan membicarakan ini dengan orang tua Sora besok. Ingat Chanyeol. Aku tidak mengajarkanmu untuk tidak bertanggung jawab. Jadi kau juga harus memberikan pengertian pada Sora mengenai hal ini. "

"Maksud ayah ?"

"Kita batalkan pernikahan ini. Kau dan Sora. " ucap tuan Park .









Tbc..

Breathin [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang